Dukung Hilirisasi, Amman Mineral Targetkan Smelter Rampung Akhir 2024

Muhamad Fajar Riyandanu
16 Januari 2023, 18:02
amman mineral, smelter tembaga, hilirisasi tembaga, larangan ekspor tembaga,
123RF.com/Chutima Chaochaiya
Ilustrasi smelter minerba.

PT Amman Mineral Nusa Tenggara menargetkan proyek pabrik pengolahan dan pemurnian mineral alias smelter tembaga di Kabupaten Sumbawa Barat rampung pada Desember 2024.

Catatan kemajuan pembangunan masih mengacu pada progres Juli 2022 dengan 47%, sementara catatan perkembangan smelter pada awal tahun 2023 masih dalam proses verifikasi.

Presiden Direktur PT Amman Mineral, Rachmat Makkasau, mengatakan pembangunan smelter tembaga merupakan bentuk dukungan perusahaan kepada program hilirisasi komoditas tambang mineral domestik. Paling anyar, Presiden Joko Widodo berencana untuk menerapkan larangan ekspor tembaga pada pertengahan 2023.

"Amman Mineral mendukung hilirisasi yang dicanangkan Pemerintah Indonesia dan berkomitmen penuh untuk menyelesaikan proyek smelter secepatnya. Pembangunan proyek smelter Amman Mineral di Kabupaten Sumbawa Barat masih terus berlanjut," kata Rachmat kepada Katadata.co.id melalui pesan singkat pada Senin (16/1).

Adapun progres terakhir proyek berada di angka 47%. Capaian ini didasari perhitungan realisasi anggaran kebutuhan untuk smelter, yang meliputi pembangunan fisik dan juga pembelian peralatan dan mesin untuk operasional.

Nantinya smelter tembaga tersebut sanggup memproduksi katoda tembaga hingga 222 ribu ton per tahun dari proses pengolahan 900 ribu ton konsentrat. Pabrik pengolahan dan pemurnian tembaga ini dibangun di kawasan Batu Hijau, dekat dengan lokasi tambang perusahaan.

Rachmat menambahkan, progres pembangunan smelter di beberapa bulan terakhir relatif baik seiring dengan meredanya Pandemi Covid-19.

Pembangunan smelter ini molor dari target yang ditetapkan bisa beroperasi secara penuh pada Juli 2023. Keterlambatan disebabkan oleh kondisi eksternal seperti Pandemi Covid-19 dan kondisi geopolitik global yang kurang stabil.

"Kendala Pandemi Covid-19 dan krisis energi di Eropa merupakan faktor eksternal yang menyebabkan target penyelesaian smelter di tahun 2023 tidak akan dapat terlaksana," ujar Rachmat.

Lebih lanjut, kata Rachmat, Pandemi Covid-19 yang menghantam dunia sejak tahun 2020 menyebabkan terhambatnya pertemuan tatap muka untuk membahas spesifikasi teknis dan rekayasa, yang berdampak pada lini waktu pengerjaan konstruksi.

Tak berhenti di situ, perang Rusia dan Ukraina mengakibatkan terhambatnya jalur rantai pasok dan krisis energi di Eropa. Hal itu dinilai mengakibatkan proyek mengalami kemunduran dari jadwal awal.

Sejauh ini, Amman Mineral terus berkomunikasi dengan pemerintah, terutama melalui Kementerian ESDM untuk memaparkan lini waktu proyek baru yang telah disesuaikan berdasarkan tantangan-tantangan yang terjadi.

“Kami mengharapkan kebijakan pemerintah untuk memastikan operasional perusahaan dapat terus berlanjut, dan dukungan terhadap pembangunan smelter dapat terus maksimal," kata Rachmat.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo berencana untuk melarang ekspor tembaga pada pertengahan tahun ini. Langkah tersebut merupakan bagian dari rencana industrialisasi Presiden Jokowi pada sisa masa pemerintahannya.

"Soal kebijakan larangan ekspor nikel kalah di WTO, kita tetap terus. Justru kita stop bauksit di Desember tahun lalu, dan pertengahan tahun mungkin tambah lagi setop ekspor tembaga," kata Presiden Jokowi di ajang HUT PDIP ke-50, Selasa (10/1).

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...