KEK Sanur Bisa Cegah Devisa Rp 97,5 Triliun Kabur ke Luar Negeri

Nadya Zahira
18 Januari 2023, 19:51
Wisatawan antre menaiki kapal cepat untuk menyeberang menuju Nusa Penida di Pelabuhan Sanur, Denpasar, Bali, Jumat (9/9/2022). Dampak kenaikan bahan bakar minyak (BBM) berimbas pada tarif tiket penyeberangan dari Pelabuhan Sanur, Denpasar menuju Nusa Peni
ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/rwa.
Wisatawan antre menaiki kapal cepat untuk menyeberang menuju Nusa Penida di Pelabuhan Sanur, Denpasar, Bali, Jumat (9/9/2022). Dampak kenaikan bahan bakar minyak (BBM) berimbas pada tarif tiket penyeberangan dari Pelabuhan Sanur, Denpasar menuju Nusa Penida, Klungkung yang mengalami kenaikan sejak Rabu (7/9) yaitu dari Rp75.000 menjadi Rp100.000 per orang untuk penumpang domestik dan untuk wisatawan mancanegara dari Rp150.000 menjadi Rp200.000 per orang.

Kawasan Ekonomi Khusus atau KEK Sanur diprediksi dapat mencegah pengeluaran devisa sebesar Rp 97,5 triliun ke luar negeri. Devisa tersebut dihabiskan dua juta orang Indonesia di luar negeri karena menginginkan fasilitas kesehatan bertaraf internasional.

Direktur Utama InJourney Dony Oskaria megatakan KEK Sanur nantinya akan menjadi kawasan pariwisata kesehatan atau tourism health pertama di Indonesia. Sehingga nantinya diharapkan dapat mengurangi jumlah masyarakat Indonesia yang pergi berobat ke luar negeri, dan devisa bisa terus meningkat.

"Inilah yang diminta bapak Presiden RI Joko Widodo untuk kami InJourney, agar bisa menahan devisa tidak keluar," ujar Dony dalam acara Outlook Pariwisata 2023, di Hotel Artotel Jakarta, Rabu (18/1).

Dony berharap KEK Sanur yang berlokasi di Bali tersebut dapat selesai pada November tahun ini dan beroperasi pada kuartal pertama 2024.

Selain itu, InJourney sendiri akan mengembangkan kawasan ekonomi kesehatan seluas 43 hektar di Bali dengan Mayo Clinic.Hal ini merupakan suatu  pemberian terbesar dari pemerintah yang diharapkan dapat terus mensejahterakan masyarakat di Indonesia. 

Pada kawasan kesehatan tersebut nantinya akan terdapat rumah sakit dan klinik bertaraf internasional yang bekerja sama dengan Mayo Clinic Amerika Serikat. Tak hanya itu, kawasan tersebut juga akan dilengkapi dengan sejumlah fasilitas kesehatan berstandar internasional nasional lainnya yang meliputi, fertility clinic dari Australia, immunology technology Jepang, i surgery clinic dari Korea Selatan, dan retirement home dari Korea Selatan.

"Kita juga akan memiliki convention hall terbesar, yang sedang dibangun di KEK Sanur dan diharapkan pada Agustus 2022 ini bisa selesai," ujar Dony.

Fasilitas bangunan lainnya yang akan hadir di KEK Sanur adalah, 1.000 kamar hotel sebagai kawasan pariwisata kesehatan, dan saat ini masih dalam tahap proses pembangunan.

Tentu dengan adanya KEK Sanur diharapkan dapat menjadi peluang yang besar untuk mereka yang bergerak khususnya di bidang pariwisata, serta dapat memberikan dampak yang signifikan bagi Bali.

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan, pembangunan KEK Kesehatan dan Pariwisata Sanur, Bali ditargetkan akan mulai rampung pada akhir 2023 mendatang. KEK Sanur, lanjut Erick diperkirakan akan mulai beroperasi secara penuh di 2024 mendatang dan berpotensi menyerap sekitar 43.000 tenaga kerja.  

Pada 2045, KEK Sanur diharapkan mampu menambah total perolehan devisa hingga 1,28 miliar dollar AS, atau sekitar Rp 19,6 triliun. Total investasi untuk membangun KEK Sanur mencapai Rp 10,2 triliun. 

Hal senada juga dikatakan oleh Erick, bahwa selama ini Indonesia kehilangan hingga Rp 97,5 triliun setiap tahun dari dua juta penduduk Indonesia yang berwisata medis ke Singapura dan Malaysia.  

"Pengembangan KEK Sanur akan menata ulang struktur ekonomi agar pariwisata Bali bukan lagi mass tourism seperti sekarang, tapi bergeser kepada quality tourism, yang bisa meningkatkan length of stay dan spending wisatawan di Bali," ujarnya, dalam keterangan resmi, Senin (16/1).

 Terhentinya aktivitas kegiatan sosial masyarakat Bali berdampak pula terhadap pendapatan penduduk di saat terjadi pandemi Covid-19. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan produk domestik regional bruto (PDRB) per kapita Bali atas dasar harga berlaku (ADHB) senilai Rp50,38 juta. Artinya, pendapatan penduduk Bali sebesar Rp50,38 juta per tahun.

Reporter: Nadya Zahira

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...