Takeda Cari Mitra Lokal untuk Produksi Vaksin Demam Berdarah di RI
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia bertemu dengan Chief Executive Officer Takeda Pharmaceutical Company, Christophe Weber, di Indonesia Pavilion World Economic Forum di Swiss (18/1) sore waktu setempat. Mereka membahas program vaksin demam berdarah dan mendorong Takeda untuk berinvestasi vaksin di Indonesia.
Bahlil mengatakan, Indonesiamerupakan negara endemis demam berdarah sehingga membutuhkan vaksin untuk mencegah perluasan penyakit dan kematian akibat penyakit tersebut. Terutama di wilayah Timur, Kalimantan, dan di Jawa saat musim hujan.
Bahlil mengapresiasi upaya Takeda mengembangkan vaksin demam berdarah dan investasi Takeda yang telah berada di Indonesia sejak 1971 pada sektor farmasi.
“Saya berterimakasih kepada Takeda atas produk-produknya yang telah banyak membantu masyarakat Indonesia. Kami dorong Takeda untuk jangan hanya mengimpor vaksinnya tapi juga produksi di Indonesia,” ujar Bahlil dalam keterangan tertulis.
Bahlil juga menyatakan siap untuk mendukung program dan rencana investasi Takeda serta akan membantu mengkoordinasikan program vaksinasi demam berdarah dengan Kementerian Kesehatan. Melalui Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia atau BPOM, Indonesia telah memberikan persetujuan kepada Takeda terkait penggunaan Vaksin Dengue Tetravalen (TAK-003) untuk demam berdarah, terutama untuk kelompok umur 6-45 tahun.
Selain itu, Kementerian Investasi juga siap untuk memfasilitasi dan mempertemukan mitra lokal yang sesuai dengan kebutuhan Takeda.
Menanggapi hal tersebut, CEO Takeda Pharmaceutical Company, Christophe Weber, menyampaikan bahwa Takeda telah mengembangkan vaksin demam berdarah selama 10 tahun hingga kini telah sukses dan siap untuk didistribusikan.
Weber menyatakan bahwa Takeda membuka kemungkinan untuk memproduksi vaksin demam berdarah di Indonesia selama ada mitra lokal yang tepat. Mereka berharap akan membantu masyarakat Indonesia dengan vaksin tersebut, mengingat demam berdarah merupakan masalah yang ada di tanaha air.
"Saya ingin memberitahukan bahwa kami sangat berkomitmen untuk bekerja dengan baik dan bekerjasama dengan Indonesia. Kami harapkan dukungan dari Bapak Menteri untuk program vaksin ini. Kami juga terbuka atas kemungkinan bermitra dengan perusahaan lokal Indonesia,” kata Weber.
Takeda adalah perusahaan farmasi global asal Jepang yang berinvestasi dalam penelitian dan mengkomersialkan lebih dari 700 produk di 70 Negara dan memiliki lebih dari 55.000 karyawan secara global. Di Indonesia, Takeda telah menjadi mitra layanan kesehatan utama selama lebih dari 50 tahun dan berkontribusi pada penyakit kompleks seperti onkologi, perawatan primer dan layanan kesehatan konsumen.
Kementerian Investasi mencatat realisasi investasi pada kuartal III 2022 mencapai Rp307,8 triliun. Realisasi investasi tersebut tumbuh 1,9% dibandingkan dengan realisasi investasi pada kuartal II-2022 (quarter-to-quarter/qtoq) atau tumbuh 42,1% dibandingkan kuartal III 2021 (year-on-year/yoy).