Alasan Jokowi Prioritaskan Insentif Motor Listrik Dibanding Mobil

Tia Dwitiani Komalasari
16 Februari 2023, 16:04
Presiden Joko Widodo (kanan) mengamati sepeda motor konversi listrik dalam pameran Indonesia International Motor Show (IIMS) 2023 di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (16/2/2023). IIMS 2023 yang bertemakan "Bringing Opportunity for Otomotive Society
ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/nym.
Presiden Joko Widodo (kanan) mengamati sepeda motor konversi listrik dalam pameran Indonesia International Motor Show (IIMS) 2023 di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (16/2/2023). IIMS 2023 yang bertemakan "Bringing Opportunity for Otomotive Society Together" (BOOST) tersebut akan berlangsung hingga 26 Februari mendatang yang diikuti sekitar 40 merek otomotif dengan menampilkan produk dan konsep terbaru.

Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi menyampaikan bahwa pemerintah memprioritaskan pemberian insentif bagi kendaraan listrik roda dua atau sepeda motor listrik dibandingkan mobil listrik. Menurut dia, pembelian mobil listrik saat ini masih banyak yang indent. 

Sebagai informasi, indent adalah proses pembelian barang dengan cara memesan dan membayar lebih dahulu. Menurut Jokowi, indent tersebut diperkirakan akan semakin bertambah panjang jika ada insentif.

“Tentu saja yang didahulukan akan motor dulu. Wong tadi yang mobil-mobil listrik saya tanya ngantri-nya ada yang setahun, ada yang 2 bulan, 6 bulan indent, apalagi diberi insentif,” kata Presiden Jokowi usai menghadiri Indonesia International Motor Show (IIMS) 2023 di Jakarta, Kamis (16/2).

Saat ini, kata Jokowi, antusiasme masyarakat untuk membeli kendaraan listrik cukup tinggi sebagaimana terlihat dari angka pemesanan kendaraan.

Besar Insentif Masih Digodok

Jokowi mengatakan, besaran insentif kendaraan listrik hingga saat ini masih dihitung oleh Kementerian Keuangan.

“Insentif masih dihitung terus oleh Kementerian Keuangan, berapa yang pertama untuk mobilnya, dan berapa untuk motornya,” ujarnya.

Jokowi menjamin pemerintah akan melakukan perhitungan dan kalkulasi yang matang sebelum resmi menetapkan insentif kendaraan listrik.

Pemerintah mewacanakan untuk membangun ekosistem industri kendaraan listrik dalam negeri guna menerapkan sistem transportasi berbasis ramah lingkungan, sekaligus bagian dari transisi bangsa untuk meninggalkan penggunaan energi fosil.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan sebelumnya mengatakan adopsi kendaraan listrik dapat mengurangi konsumsi bahan bakar minyak (BBM) kendaraan konvensional yang saat ini mencapai hampir 70 miliar liter per tahun.

Menurut Luhut, pemerintah akan meningkatkan pangsa pasar kendaraan listrik di dalam negeri hingga 10% dari total kendaraan pada 2023-2024. Peningkatan pasar kendaraan listrik itu, dilakukan dengan berbagai upaya, di antaranya pemberian insentif pembelian dan konversi motor listrik serta pengurangan pajak untuk mobil listrik.

“Kami terus mendorong kendaraan listrik (EV). Tahun 2023-2024, kami akan mendorong pangsa pasar 10% untuk EV dan motor listrik. Dengan begitu kita bisa mengurangi emisi dan impor BBM," katanya dalam Mandiri Investment Forum (MIF) 2023 di Jakarta, Rabu (1/2).

Adapun untuk mencapai 10% pangsa pasar, penjualan kendaraan listrik harus mencapai sekitar 600 ribu unit untuk motor listrik, dan sekitar 100 ribu unit untuk mobil listrik.

Sedangkan,jumlah motor konvensional di Indonesia hingga akhir 2021 mencapai 118 juta unit dengan penjualan sebesar 6,5 juta unit/ per tahun, dan mobil konvensional mencapai 23 juta unit dengan penjualan sekitar 1 juta unit per tahun.

Reporter: Antara

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...