Produksi Beras Awal 2023 Diperkirakan Naik Dibandingkan Tahun Lalu
Produksi beras pada Januari hingga April 2023 diprediksi mencapai 23,94 juta ton. Angka produksi beras tersebut naik 0,13 juta ton atau 0,53% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 23,82 juta ton.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan BPS, Pudji Ismartini, mengatakan prediksi produksi beras pada Januari-April 2023 menggunakan angka luas panen Januari 2023, potensi luas panen Februari-April 2023, serta rata-rata produktivitas SR I dari 2018-2022
“Pada SR I 2023, potensi Produksi beras ini diperkirakan sebesar 13,79 juta ton, diperkirakan mengalami peningkatan 0,08 juta ton atau naik 0,56% dibandingkan SR I 2022 yang hanya sebesar 13,71 juta ton,” ujar Pudji dalam konferensi pers BPS di Jakarta, Rabu (3/1).
Pudji mengatakan, potensi produksi beras tersebut juga dapat terkoreksi karena adanya pengaruh cuaca pada Februari 2023. "Terjadi banjir yang merendam sawah di beberapa wilayah selama Februari 2023, seperti di Mojokerto, Enrekang, Bontang, Sumbawa, dan beberapa wilayah lainnya," ujarnya.
Harga Beras
Sementara itu, BPS melaporkan bahwa kenaikan harga beras tertinggi sepanjang Februari 2023 terjadi di tingkat penggilingan, baik secara bulanan maupun tahunan. Tercatat harga beras di tingkat penggilingan meningkat sebesar 4,30% secara month to month (m-to-m) dan sebesar 18,12% secara year on year (y-on-y).
“Sedangkan untuk harga beras grosir pada bulan Februari 2023 harganya juga meningkat sebesar 2,94% secara month to month dan sebesar 14,50% secara year on year,” ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini dalam acara rilis BPS, Rabu (3/1).
Sementara, untuk harga beras eceran pada Februari 2023 juga meningkat sebesar 2,63% secara month to month dan sebesar 10,41% secara year on year.
Tak hanya beras, Pudji juga menjelaskan terkait menurunnya harga gabah di tingkat petani. Pada Februari 2023, gabah kering panen atau GKP mengalami penurunan sebesar 2,16% secara month to month, namun meningkat sebesar 17,78% secara year on year.
Sedangkan untuk gabah kering giling, Pudji menjelaskan, juga mengalami penurunan sebesar 0,99% secara month to month dan meningkat sebesar 18,12% secara year on year.
Menurut data Badan Pusat Statistik atau BPS, beras merupakan salah satu komoditas penyumbang inflasi sebesar 2,34% pada Januari ini. Rata-rata harga beras terus naik sejak 2018.
Alasan Harga Beras Naik
Sementara itu, Ketua Umum Koperasi Pasar Beras Induk Cipinang Zulkifli Rasyid mengatakan harga beras medium tinggi di pasaran karena stoknya yang sangat menipis.
"Beras harganya sempat tinggi memang, apalagi beras medium yang sampai Rp 15.000 per kilogram nya. Lantaran memang stok berasnya kosong," ujar Zulkifli kepada Katadata.co.id saat ditemui di pasar Beras Induk Cipinang, Jumat (24/2).
Sementara itu, Zulkifli mengungkapkan, hal lain yang membuat harga beras melonjak khususnya beras medium karena pasokan beras dari daerah tidak masuk ke Pasar Beras Induk Cipinang. Hal itu menyebabkan pedagang lainnya kesulitan untuk mendapatkan stok.
"Jadi bisa diartikan permintaan banyak, sedangkan stok sangat sedikit, sehingga harga menjadi tinggi," ujarnya.
Dia juga mengungkapkan, melonjaknya harga beras juga didukung oleh cuaca yang buruk sehingga petani kesulitan untuk panen.
Namun demikain, memasuki Maret sudah terdapat beberapa petani yang panen. Dengan begitu, dia memastikan harga beras secara keseluruhan baik kualitas medium hingga premium pada Maret 2023 akan turun.
"Beberapa petani sekarang sudah panen. Bahkan, ada beberapa dari mereka yang sudah memasukan beras hasil panennya ke pasar ini, tapi harganya memang masih mahal," ungkapnya.