Bantuan Kendaraan Listrik Berlaku Bulan Ini, Kuota Mobil 35.900 Unit
Pemerintah akan memberikan bantuan atau subsidi kendaraan listrik berlaku mulai 20 Maret 2023. Adapun kuota bantuan tersebut diberikan untuk 200 ribu kendaraan motor listrik berbasis baterai listrik, konversi motor listrik 50 ribu unit, 35.900 unit mobil berbasis baterai listrik, dan juga 138 unit bus berbasiskan kendaraan baterai.
Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan pihaknya sudah menyiapkan skema program bantuan kendaraan listrik tersebut. Dia mengatakan, akan mengumumkan pedoman umum program bantuan kedaraan listrik pekan depan.
"Untuk mobil listrik diketahui ada dua produsen yaitu Hyundai dan Wuling. Itu kami usulkan sejumlah 35.900 unit kendaraan sampai Desember 2023, " ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (6/3).
Menteri Koordinator Bidang kemaritiman dan Investasi, Luhut binsar Pandjaitan, mengatakan penjualan kendaraan listrik berbasis baterai atu KBLBB belum dapat berjalan cepat meskipun telah terbit Peraturan Presiden Nomor 55 2019 tentang Percepatan KBLBB. Percepatan program KBLBB didorong oleh peningkatan efisiensi energi, konservasi energi sektor transportasi, serta terwujudnya energi bersih.
"Hal ini sesuai komitmen Indonesia dalam menurunkan emisi gas rumah kaca," ujarnya.
Dia mengatakan, Indonesia memiliki ketersediaan bahan baku yang melimpah. Hal ini akan menciptakan tenaga kerja baru dan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Menurut Luhut, adopsi massal kendaraan listrik menjadi faktor krusial dalam mencapai ambisi tersebut. Namun adopsi massal belum berjalan dengan cepat karena harga kendaraan listrik masih mahal.
"Oleh karena itu, kami semua hadir di sini untuk membuat sejarah baru dengan berinisiatif memberikan rogram insentif motor listrik sebagai langkah awal untuk meningkatkan keterjangkauan harga dan daya beli masyarakat terhadap kendaraan listrik yang lebih luas, serta memacu perkembangan otomotif yang baru," ujarnya.
Penjualan Pesat
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia atau Gaikindo, ada dua jenis mobil listrik yang banyak beredar di pasaran Indonesia, yaitu battery electric vehicle dan hybrid electric vehicle.
Mobil listrik tipe battery electric vehicle atau BEV sepenuhnya menggunakan energi dari baterai, yang dayanya bisa diisi ulang menggunakan jaringan listrik rumah atau di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum atau SPKLU.
Sementara tipe HEV atau mobil hybrid memiliki dua jenis mesin penggerak, yaitu mesin konvensional yang berbahan bakar bensin, plus mesin berbasis baterai listrik.
Mengacu pada data Gaikindo, pada 2018 sama sekali belum ada penjualan wholesale mobil listrik di Indonesia, baik tipe BEV maupun HEV.
Adapun tipe yang duluan masuk ke pasar Indonesia adalah HEV. Pada 2019 mobil hybrid sudah mencetak penjualan wholesale di pasar domestik sebanyak 787 unit, sedangkan mobil listrik BEV masih nol.
Mobil listrik BEV baru memiliki catatan penjualan wholesale di dalam negeri mulai 2020. Namun, selama periode pandemi 2020-2021 mobil hybrid jauh lebih dominan seperti terlihat pada grafik.
Kemudian titik balik terlihat pada 2022, di mana penjualan wholesale mobil listrik BEV naik sekitar 1.400% (yoy) hingga mencapai 10.327 unit.
Capaian tersebut jauh di atas mobil hybrid yang angka wholesale-nya 5.100 unit, dengan tingkat pertumbuhan sekitar 106% (yoy) pada 2022.