Xiaomi Siap Produksi Mobil Secara Massal Mulai 2024
Produsen teknologi Xiaomi akan memproduksi kendaraan secara massal mulai semester I 2024. Xiaomi Auto dinilai telah membuat banyak kemajuan dari yang telah diharapkan dalam mempersiapkan produksi kendaraan perdananya.
"Baru-baru ini, tes musim dingin telah selesai dan kami berharap dapat memproduksi secara massal dalam paruh pertama tahun depan,” kata CEO Xiaomi, Lei Jun, dikutip dari Panda Daily, Rabu (8/3).
Pada 2022, Xiaomi telah menginvestasikan dana jumbo dalam bisnis baru termasuk mobil. Tim riset dan pengembangan Xiami Auto bahkan telah berkembang menjadi lebih dari 2.300 orang.
“Kami menginvestasikan sekitar 17 miliar yuan untuk penelitian dan pengembangan tahun lalu, dan kami akan menginvestasikan lebih dari 20 miliar yuan tahun ini dan setidaknya 100 miliar yuan dalam lima tahun ke depan,” kata Lei Jun.
Produksi Cip Sendiri
Dia menyatakan bahwa Xiaomi telah melakukan upaya besar dalam mengembangkan cip buatan sendiri, kecerdasan buatan, pencitraan, robot humanoid bionik, manufaktur cerdas, dan bidang lainnya dalam beberapa tahun terakhir.
Dalam pandangannya, robot humanoid bionik adalah sistem dinamis yang komplek. Hal itu terkait erat dengan bidang teknis yang sedang berkembang seperti penggerak otomatis.
Saat ini, Cina telah mengeluarkan sejumlah standar nasional untuk keamanan data terkait mobil yang masih belum bisa mencakup keseluruhan bidang. Untuk alasan ini, Lei menyarankan untuk mempercepat perumusan standar keamanan data seputar otomotif. Sehingga data di antara perusahaan otomotif dapat diedarkan dengan lebih baik.
Xiamo mengantongi pendapatan RMB70,17 miliar atau setara Rp151,69 trililun (kurs Rp2.162/RMB) pada kuartal II-2022. Capaian tersebut turun 20% dibanding pendapatan kuartal II tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).
Pendapatan Xiaomi pada kuartal II-2022 paling banyak berasal dari penjualan smartphone, yakni RMB42,26 miliar atau setara 60,23% dari total pendapatan perusahaan. Meskipun jadi penyumbang terbesar, pendapatan dari segmen produk tersebut berkurang 7,6% dibanding kuartal I-2022.