Pelaku UMKM Butuh Pendampingan soal Alternatif Pembiayaan
Pembiayaan adalah salah satu kunci keberlangsungan usaha. Namun, hal ini menjadi hambatan bagi banyak pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Tantangan ini meliputi terbatasnya akses kredit, rumitnya birokrasi pembiayaan, serta kurangnya pengetahuan pelaku UMKM terkait produk keuangan.
Berkaca pada kondisi tersebut, Deputi Bidang Usaha Kecil dan Menengah, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) menggelar pelatihan dan pendampingan untuk pelaku UMKM. Salah satu materi yang disampaikan kementerian kepada para peserta adalah mengenai pendampingan investasi.
Pelatihan ini diikuti pelaku usaha dari berbagai bidang, seperti kuliner, teknologi, pertanian, dan otomotif. Survei Katadata Insight Center terhadap peserta pelatihan Kemenkop UKM mengungkapkan, 84,4 persen responden merasakan dampak positif dari program tersebut. Selain itu, 90,7 persen responden mengaku puas dengan program pelatihan yang mereka ikuti.
Motivasi utama peserta mengikuti pelatihan tersebut adalah untuk mengetahui alternatif pembiayaan, demi mengembangkan usaha (81,3 persen).
Motivasi lainnya adalah agar peserta memahami prosedur persyaratan dalam mengakses pembiayaan (65,6 persen), mendapatkan bimbingan teknis (65,6 persen), mendapatkan akses ke berbagai pembiayaan (59,4 persen), memahami dasar hukum terkait pembiayaan (43,8 persen), dan mengetahui alternatif pembiayaan yang legal (37,5 persen).
Dorongan lainnya adalah untuk memperluas relasi guna membuka peluang kerja sama bisnis.
Dalam survei yang sama, terungkap pula bahwa 43,8 persen peserta menyatakan adanya penambahan jumlah modal usaha pascapendampingan. Penambahan modal usaha terbanyak adalah dari pelaku usaha yang awalnya memiliki modal awal Rp50 juta hingga Rp100 juta, naik menjadi Rp100 juta hingga Rp1 miliar.
Pelatihan dari Kemenkop UKM memberi pilihan pendanaan untuk ekspansi bisnis, memacu pengelolaan usaha yang lebih baik, serta menjadi sarana memperluas relasi bagi pelaku usaha. “Dengan adanya mentoring langsung dari pemerintah, kami berharap bisa scale-up dan bisa lahir dari bimbingan Kemenkop UKM,” kata Bambang Sutrisno, pemilik CV Prasodjo.
Program ini juga dapat menjadi sarana unjuk gigi di hadapan investor. Andri, pemilik CV Alfi Berkah Abadi, merasakan hal tersebut.
Meski begitu, program gagasan pemerintah ini masih memiliki kekurangan. Beberapa peserta mengaku belum banyak merasakan pendampingan untuk mendapatkan pendanaan yang murah.
“Rangkaian program yang disediakan oleh Kemenkop sudah sangat bagus, seperti mengadakan pitching day setelah adanya pelatihan. Namun, tahap pendampingan masih belum dirasakan oleh beberapa UKM,” ujar Direktur Marketing PT KAIA Internasional, Agus Salim.
Para peserta berharap pelatihan dan pendampingan dari Kemenkop UKM dilaksanakan secara berkelanjutan. Selain itu, para peserta juga mengusulkan agar ada pengelompokan peserta berdasarkan bidang industri yang digeluti.