Populer Sebagai Merek Lokal, Eiger Akui Sebagian Produknya Buatan Cina
Produsen pakaian dan peralatan rekreasi alam, PT Eigerindo Multi Produk Industri atau Eiger, buka suara soal produknya yang viral di media sosial karena berlabel buatan Cina atau Made in Cina. Label tersebut membuat sejumlah warganet mempertanyakan keaslian produk itu lantaran Eiger dikenal sebagai merek asli Indonesia tepatnya dari Kota Bandung, Jawa Barat.
PR Executive Eiger, Shulhan Syamsur Rijal, membenarkan bahwa produk yang viral tersebut asli dikeluarkan oleh Eiger. Menurut dia, Eiger merupakan produk lokal atau asli Indonesia, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk memasok produk dari luar negeri seperti Cina.
"Itu memang original produk Eiger. Nomor artikelnya mengarah ke produk topi," kata Shulhan melalui keterangan resminya, Rabu (3 /5)
Shulhan menuturkan, Eiger menetapkan diri sebagai perusahaan ritel dan distribusi. Dengan demikian, banyak produk yang dihasilkan dari pemasok baik Indonesia maupun luar Indonesia.
Alasan Eiger Produksi di Cina
Menurut Shulhan, Eiger memiliki sejumlah alasan sehingga memutuskan untuk mengambil produk dari luar Indonesia. Salah satunya karena teknologi dan bahannya belum bisa didapatkan secara masif di Indonesia.
"Jadi sama sekali bukan karena alasan SDM. Tetapi memang kaitannya itu dengan quality and development, kualitas standar bahan yang sesuai standar Eiger. Pasalnya, beberapa produk dengan jumlah sangat minor, itu tidak bisa disiapkan di Indonesia," kata Shulhan.
Dia mencontohkan, beberapa produk yang tidak bisa diproduksi di Indonesia karena keterbatasan teknologi dan bahan misalnya komponen produk jam tangan Eiger atau pelengkap untuk mendaki gunung, carabiner, dan lain sebagainya.
"Produk tersebut diakui memang tidak 100% buatan dalam negeri," ungkapnya.
Selain itu, dia mengungkapkan, jumlah produk Eiger yang disuplai dari pemasok luar negeri jumlahnya masih minoritas. Namun, standar prosedur Eiger tetap memprioritaskan pemasok dari dalam negeri, dengan kualitas dan standarisasi yang baik, sejak proses produksi hingga limbah sisa produksi.
Meski Eiger sebagian diimpor, Shulhan mengatakan, jumlah produk yang dihasilkan dari bahan dan teknologi luar itu masih sangat kecil. Mayoritas produk yang dijual Eiger tetap lebih banyak dari dalam negeri.
"Jadi kalau produk impor kebanyakan adalah untuk aksesoris atau pelengkap. Karena kami pastikan mayoritas produk Eiger adalah hasil karya anak bangsa," kata dia.
Sementara untuk pemasok, pabrik Eiger tersebar di seluruh Indonesia juga dari pemasok di beberapa negara lain, namun tentunya dengan beberapa pertimbangan.