Tren Memilih Brand Lokal Meningkat pada Milenial dan Gen Z
Tren untuk memilih brand lokal di kalangan milenial dan Gen Z di Indonesia mengalami peningkatan dalam satu dekade terakhir. Fenomena ini dinilai akan membuka peluang bagi merek dalam negeri untuk saling berkolaborasi menciptakan produk yang memiliki nilai warisan budaya.
Laporan perusahaan analisis tren bisnis, WGSN, menyatakan konsumen Indonesia lebih memilih untuk mendukung brand lokal melalui inisiatif "support lokal".
"Kenapa barang lokal? Karena masyarakat Indonesia, terutama milenial dan gen Z cenderung tidak setuju jika brand global disebut lebih bagus dari lokal," kata APAC Consultant WGSN, Anya Suhardi, saat pemaparan hasil penelitiannya di Jakarta, Rabu (8/6).
Dia mengatakan, generasi milenial dan gen Z kini lebih menyadari bahwa pilihan produk lokal lebih kompetitif. Hal itu didukung oleh adanya internet di mana akses informasi mengenai produk lokal semakin tinggi.
Kerja Sama dengan Konten Kerator
Anya pun membagikan tips bagi brand lokal untuk bisa meningkatkan penjualan di kalangan gen z dan milenial. Salah satunya berkolaborasi dengan konten kreator.
Menurut dia, inisiatif tersebut juga didukung oleh potensi ekonomi kreator yang masif di kawasan Asia Pasifik dengan nilai belanja US$ 1 triliun atau setara dengan Rp15 kuadriliun.
"Sudah menjadi hal biasa bagi brand untuk bekerja sama dengan konten kreator guna meningkatkan penjualan dan visibilitas merek, terutama untuk konsumen berusia muda yang menunjukkan preferensi berbelanja produk lokal,” lanjutnya.
Anya mengatakan, saat ini sebagian besar perilaku konsumen di kawasan Asia Pasifik, termasuk Indonesia, memiliki preferensi untuk mencari hiburan karena tingginya tuntutan pekerjaan. Laporan WGSN menunjukkan ekonomi kreator akan memainkan peran penting dalam membentuk tren konsumen di Indonesia.
Dia mengatakan, Indonesia merupakan negara dengan tingkat penetrasi internet tinggi yaitu sebesar 66% pada 2022. Sebanyak 52% dari 270 juta penduduk merupakan kaum milenial dan gen-Z yang mahir menggunakan teknologi digital.
"Ke depannya, prioritas dan perilaku konsumen Indonesia akan ditentukan oleh pengaruh generasi muda yang
semakin dominan," ujarnya.