Dorong Standarisasi Baterai Motor Listrik, IBC Luncurkan Platform BAMS
Indonesia Battery Corporation (IBC) mendorong standarisasi baterai motor listrik dengan meluncurkan platform Battery Asset Management Services (BAMS).
Direktur Pengembangan Usaha dan Portfolio MIND ID Dilo Seno Widagdo mengatakan BAMS merupakan platform ekosistem motor listrik yang menyediakan baterai, swapping & charging station, dan aplikasi yang bisa digunakan berbagai merek motor listrik.
“IBC mengambil langkah inovatif dengan menyeragamkan semua ekosistem motor listrik melalui BAMS,” katanya dalam keterangan resmi.
Menurut Dilo, baterai merupakan salah satu komponen biaya utama untuk kendaraan listrik karena memiliki porsi sekitar 35% dari total biaya saat ini. Baterai menjadi komponen kunci dalam industri kendaraan listrik, terutama terkait kapasitas penyimpanan. Namun, saat ini ada kekhawatiran soal ketersediaan infrastruktur pengisian daya dan banyaknya spesifikasi baterai motor listrik.
Saat peluncuran BAMS, IBC berkolaborasi dengan sejumlah merek motor listrik seperti Gesits, Volta, Alva, Viar, dan United. Selain itu, ada juga bengkel konversi seperti Bintang Racing Team dan Spora EV. Sementara itu, dua pemain global motor listrik dari Cina yang akan masuk ke Indonesia, yakni Sunra dan Goda, juga turut memberikan komitmennya untuk berpartisipasi dalam ekosistem BAMS.
Direktur Operasi dan Pengembangan IBC Jeffrie Korompis mengatakan, BAMS akan dikembangkan lebih lanjut. Hal ini bertujuan untuk mengkomersialisasi solusi berbasis Battery Swapping Station berdasarkan model bisnis baru, yakni konsep decoupling atau pemisahan baterai dari kendaraan listrik.
“Dengan demikian, sebagai ekosistem baru, BAMS akan berfungsi sebagai platform untuk kolaborasi berbagai pelaku industri kendaraan listrik, seperti produsen atau penyedia energi, produsen baterai, pengembang teknologi dan operator battery swapping station, serta produsen kendaraan listrik,” ujarnya.
Menko Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, kekhawatiran masyarakat sudah bukan pada jarak tempuh, tetapi pada ketersediaan infrastruktur. Ini termasuk Stasiun Penukaran Baterai (Swap Station) dan Stasiun Pengisian Listrik (Charging Station). Oleh karena itu, diperlukan kerja sama dan inovasi dalam menciptakan solusi yang efisien dan efektif.
“Kami menyambut baik hal ini sebagai bagian dari program transisi energi,” ucapnya.