Harga Gula Dunia Meroket Imbas Penurunan Ekspor India

Nadya Zahira
16 Juni 2023, 21:42
Pekerja melakukan bongkar muat gula kristal putih impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Sabtu (1/4/2023). Holding Pangan ID Food mendatangkan Gula Kristal Putih (GKP) impor tahap pertama sebanyak 107.900 ton untuk menjaga ketersediaan dan stabilisasi
ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/tom.
Pekerja melakukan bongkar muat gula kristal putih impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Sabtu (1/4/2023). Holding Pangan ID Food mendatangkan Gula Kristal Putih (GKP) impor tahap pertama sebanyak 107.900 ton untuk menjaga ketersediaan dan stabilisasi harga gula serta memenuhi kebutuhan saat Ramadhan dan Lebaran sesuai penugasan dari Badan Pangan Nasional.

Harga gula dunia tengah melambung tinggi didorong oleh kebijakan India yang memangkas izin ekspor komoditas tersebut. Kenaikan harga dunia tersebut mempengaruhi harga gula di pasar domestik.

Direktur Industri Agro Kementerian Perindustrian, Putu Juli Ardika, mengatakan India memangkas sekitar 50% menjadi sekitar 6 juta ton.  Hal itu dipengaruhi oleh penurunan produksi gula di negara Asia Selatan tersebut.

“Biasanya ekspornya 12 juta jadi turun hanya sekitar 6 juta. Itu sudah mempengaruhi pemenuhan kebutuhan gula dunia,” ujar Putu kepada awak media di Jakarta, Jumat (16/6).

Berkurangnya pasokan gula dunia menyebabkan harganya meroket. Data FAO menunjukkan, Indeks Harga Gula rata-rata mencapai 157,6 poin di bulan Mei 2023 naik 5,5% dari bulan sebelumnya.

Kenaikan indeks harga gula tersebut terjadi dalam empat bulan berturut. Indeks harga gula bahkan naik 37,3 poin atau 30,9% dibandingkan Mei 2022.

Namun demikian, Putu mengatakan, stok gula di Indonesia masih aman. Stok tersebut dipenuhi dari impor gula yang dilakukan pada awal 2023, serta masa panen tebu pada bulan ini.

“Stok kita saat ini 2,7 juta ton dari dalam negeri. Jadi kan ini adalah suatu peningkatan,“ ujarnya.

Harga Acuan Gula Nasional Akan Naik

Sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasional Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan kenaikan harga gula tersebut berdampak pada Indonesia. Pasalnya saat ini Indonesia masih impor gula.

Di sisi lain, hal ini bisa dijadikan momentum bagi  Indonesia untuk mulai meningkatkan produksinya secara bertahap. Dengan demikian, Indonesia bisa kembali menjadi salah satu produsen gula yang diperhitungkan. 

“Benar kita harus mengantisipasi kenaikan tersebut,” ujarnya melalui keterangan resmi, Jumat (26/5). 

Untuk mengantisipasi kenaikan harga gula dunia, Bapanas memastikan perhitungan Neraca Gula Nasional sesuai dengan angka produksi dan kebutuhan atau konsumsi di lapangan. Selain itu, Bapanas melakukan percepatan kajian dan penyesuaian Harga Acuan Pembelian atau Penjualan gula konsumsi. 

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Bea Cukai yang diolah Badan Pusat Statistik, Indonesia mengimpor gula sebanyak 6 juta ton sepanjang 2022. Volume impor gula tersebut meningkat 9,6% dibanding 2021 (year-on-year/yoy), sekaligus menjadi rekor tertinggi dalam lima tahun terakhir.

Reporter: Nadya Zahira

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...