Rusia Mundur dari Perjanjian Ekspor Gandum, Bagaimana Dampak pada RI?

Nadya Zahira
18 Juli 2023, 15:56
Pekerja menata adonan roti sebelum dipanggang di salah satu usaha roti Dicky Bakery di Depok, Jawa Barat, Senin (11/7/2022).
ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/YU
Pekerja menata adonan roti sebelum dipanggang di salah satu usaha roti Dicky Bakery di Depok, Jawa Barat, Senin (11/7/2022).

Rusia mundur dari perjanjian yang memfasilitasi ekspor gandum dari Ukraina. Padahal, dua negara tersebut merupakan produsen biji-bijian terbesar dunia.

Menanggapi hal itu, Ketua Umum Gabungan Produsen Makanan dan Minuman Indonesia atau GAPMMI, Adhi S. Lukman, kejadian tersebut seharusnya tidak menjadi suatu masalah yang besar. Pasalnya, Rusia dan Ukraina bukan pemasok gandum utama ke Indonesia.

“Perkiraan saya harusnya tidak masalah. Karena saat perang kemarin kita Indonesia, sudah tidak tergantung dengan Rusia lagi jadi ini tidak terlalu masalah,” ujar Adhi kepada Katadata.co.id, saat ditemui di Gedung Kementerian Perindustrian, Selasa (18/7).

Oleh sebab itu, Adhi berharap, Indonesia bisa mendapatkan pasokan gandum dari negara lain  seperti Australia, Amerika Latin, hingga Amerika Utara. Dengan begitu, kebutuhan gandum di Tanah Air akan tercukupi sehingga harga pun akan tetap stabil dan tidak melonjak. 

Disisi lain, Sekjen PBB Antonio Guterres mengatakan, dengan adanya perjanjian itu membantu menurunkan harga pangan lebih dari 20% secara global.

"Ratusan juta orang menghadapi kelaparan dan konsumen menghadapi krisis biaya hidup global. Mereka akan membayar harganya," kata Guterres tentang keputusan Rusia.

Halaman:
Reporter: Nadya Zahira
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...