Ibu Kota Bakal Pindah, Bagaimana Nasib Apartemen di Jakarta?
Perpindahan ibu kota ke ke Ibu Kota Negara atau IKN Nusantara di Kalimantan Timur bakal mengganggu penjualan apartemen di Jakarta. Meski kebutuhan apartemen masih tetap berjalan, tapi lajunya diperkirakan akan melambat.
Konsultan properti Jones Lang LaSalle atau JLL Indonesia menilai pertumbuhan apartemen di Jakarta pascaperindahan ibu kota tergantung jumlah masyarakat yang akan pindah ke IKN. Head of Research JLL Indonesia Yunus Karim sulit memprediksi dampaknya secara akurat karena belum ada data jumlah perpindahan warga Jakarta ke IKN.
“Kami belum bisa menilai apakah akan berdampak signifikan terhadap pasar properti di Jakarta,” ujar Yunus dalam JLL Indonesia Media Briefing secara virtual, Selasa (25/7).
Yunus mencatat dalam lima tahun terakhir tingkat penjualan apartemen di Jakarta sekitar 80%. Dia mengatakan pertumbuhan tersebut karena apartemen dianggap sebagai produk investasi untuk mendapatkan capital gain dan recurring income.
Beberapa tahun ke depan, anggapan apartemen sebagai investasi masih berlaku. Namun, bergantung pada permintaan.
Pertimbangan konsumen sebelum membeli apartemen, yaitu komitmen pengembang dalam menyelesaikan pembangunan. "Konsumen memilih proyek apartemen yang hampir selesai dibangun," kata dia.
Selain itu, akses moda transportasi publik merupakan salah satu faktor utama yang menjadi pertimbangan konsumen dalam membeli apartemen maupun rumah tapak.
“Kedekatan dengan transportasi publik dan aksesibilitas memang menjadi kunci pertimbangan bagi pembeli dalam membeli apartemen maupun rumah tapak," ujarnya.
Yunus mengatakan transit oriented development atau TOD berbasis transportasi publik yang berdekatan dengan apartemen atau rumah tapak, memudahkan akses konsumen.
“Moda transportasi apa yang meningkatkan aksesibilitas pembeli, misalnya menuju lokasi kerja mereka, tentunya ini dapat mendorong penjualan yang ada,” ujarnya.