PMI Manufaktur RI Lampaui Malaysia dan Cina, Tepis Deindustrialisasi

Tia Dwitiani Komalasari
2 Agustus 2023, 08:05
Pekerja beraktivitas di pabrik baja di Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (12/1/2023). Kementerian Perindustrian memprediksi industri manufaktur pada tahun 2023 tumbuh sebesar 5,36 persen dengan nilai ekspor sebesar 245 miliar dolar AS atau m
ANTARA FOTO/Fauzan/aww.
Pekerja beraktivitas di pabrik baja di Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (12/1/2023). Kementerian Perindustrian memprediksi industri manufaktur pada tahun 2023 tumbuh sebesar 5,36 persen dengan nilai ekspor sebesar 245 miliar dolar AS atau meningkat dari tahun sebelumnya yakni sebesar 210,38 miliar dolar AS.

Kondisi seluruh sektor industri manufaktur di Indonesia kembali menguat pada bulan Juli, didukung oleh peningkatan permintaan. Pertumbuhan permintaan baru yang lebih ini menyebabkan peningkatan tajam pada aktivitas produksi di awal kuartal ketiga tahun ini.

Hal itu tercermin dari hasil Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang dirilis oleh S&P Global, dengan menunjukkan indeks di bulan Juli sebesar 53,3. Angka tersebut naik signifikan dibandingkan bulan sebelumnya yang menyentuh level 52,5.

“Tingkat ekspansi di bulan Juli yang melonjak naik ini merupakan tertinggi sejak September 2022 atau 10 bulan terakhir. Selain itu, ekspansi PMI manufaktur kita juga konsisten selama 23 bulan berturut-turut,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Selasa (1/8).

PMI Manufaktur Indonesia pada bulan Juli melampaui PMI Manufaktur Malaysia (47,8), Vietnam (48,7), Filipina (51,9), Taiwan (44,1), China (49,2), Jepang (49,6), Korea Selatan (49,4), Amerika Serikat (49,0), dan Jerman (38,8).

Agus mengatakan, capaian ini menunjukkan bahwa tingkat optimisme dari para pelaku industri manufaktur di Indonesia masih tinggi dan terus bergeliat di tengah ketidakstabilan kondisi global dan melemahnya pasar dunia. Ekspansi industri juga tercemin dari Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada Juli 2023 yang mencapai 53,31.

Artinya, tingkat ekspansi PMI Manufaktur Indonesia dan IKI ini sejalan,” tutur Agus.

Pada aspek kepercayaan diri dalam bisnis, PMI manufaktur Juli 2023 menunjukkan, para pelaku industri menyatakan tetap optimis terhadap produksi dalam setahun ke depan. Secara umum, perusahaan meyakini bahwa penjualan akan meningkat seiring dengan makin membaiknya kondisi ekonomi.

Hal ini juga senada dengan mayoritas responden IKI (66,1%) yang optimis terhadap kondisi usaha enam bulan ke depan. Mereka juga menyatakan yakin bahwa kondisi pasar akan membaik dan kepercayaannya karena kebijakan pemerintah pusat yang lebih baik.

Tepis Isu Deindustrialisasi

Agus mengatakan, beberapa indikator tersebut menunjukkan bahwa Indonesia tidak mengalami deindustrialisasi. Pasalnya, pertumbuhan industri masih baik, berada di level ekspansif.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...