Kementan Setop Sebagian Impor Sapi Australia Imbas Penyakit Kulit

Tia Dwitiani Komalasari
2 Agustus 2023, 08:39
Ilustrasi impor sapi
Donang Wahyu | Katadata
Ilustrasi impor sapi.

Kementerian Pertanian melalui Badan Karantina Pertanian telah menangguhkan impor sapi dari empat fasilitas peternakan di Australia pasca terdeteksi penyakit Lumpy Skin Diseases (LSD) secara klinis pada sapi.

“Penangguhan ini dilakukan sampai dengan hasil investigasi temuan penyakit LSD lebih lanjut. Ekspor sapi hidup dari Australia tetap dapat berjalan dari 56 peternakan atau premises dari total 60 yang terdaftar,” kata Kepala Barantan Bambang dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Pertanian di Jakarta, Selasa (1/8).

Bambang mengatakan temuan mengenai penyakit LSD pada sapi impor dari Australia tersebut bermula dari  hasil pemeriksaan dokumen dan fisik di atas kapal oleh petugas Karantina Pertanian Tanjung Priok, di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta pada 25 Mei hingga 26 Juli 2023.

Kemudian petugas memberikan tanda khusus pada sapi-sapi impor yang menunjukkan gejala klinis untuk selanjutnya dilakukan pengambilan sampel sesaat setelah bongkar dari alat angkut.

“Dari hasil pemeriksaan laboratorium, positif terdeteksi LSD dan langsung dilakukan tindakan berupa pemotongan bersyarat yang diawasi oleh Dokter Hewan Karantina. Kami dapati temuan gejala klinis LSD pada sapi impor terus bertambah, karena itu kami putuskan untuk menangguhkan importasi dari empat fasilitas tersebut,” ucapnya.

Setelah memastikan temuan klinis tersebut, Bambang menuturkan bahwa pihaknya langsung berkoordinasi dengan pemerintah Australia melalui Department Agriculture, Fisheries and Forestry (DAFF) untuk menginvestigasi temuan LSD pada empat peternakan yang ditangguhkan.

“Kami juga sama-sama dalami masalah ini. Bisa jadi kejadian ini penyebabnya ada berasal dari Indonesia tetapi kita juga perlu ada kecurigaan ini terjadi dari sana. Sehingga informasi yang cepat kita berikan menjadi bahan yang positif yang kita harapkan Australia untuk segera mendalami agar tidak berkembang luas di sana,” ujar dia.

Penularan LSD Terjadi di Australia

Kendati masih memerlukan investigasi lebih dalam, Bambang menduga kuat bahwa penularan penyakit LSD terjadi di Australia. Pasalnya, masa inkubasi penyakit yang kerap menyerang sapi dan kerbau tersebut cukup alamiah bahkan mencapai lima minggu.

Virus dapat bertahan selama 28 hari di leleran mulut dan hidung serta 33 hari di keropeng. Sedangkan durasi pengiriman sapi dari Australia ke Indonesia hanya memakan waktu maksimal 1 minggu.

Halaman:
Reporter: Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...