Pengusaha Penggilingan Kecil Bangkrut, Harga Beras Meroket

Andi M. Arief
31 Agustus 2023, 05:40
harga beras, bulog,
ANTARA FOTO/Syaiful Arif/Spt.
Perajin menyelesaikan pesanan lampion berbahan rotan di Tambakberas, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Selasa (22/8/2023).

Kenaikan harga beras disebabkan oleh produksi gabah yang menurun. Hal ini juga berdampak pada banyaknya penggilingan beras skala kecil yang bangkrut.

Direktur Utama Bulog Budi Waseso atau yang akrab disapa Buwas menjelaskan, beras yang ada di pasar saat ini mayoritas beras premium. Sebab, hanya penggilingan skala besar yang mampu menyerap gabah kering panen.

Sementara penggilingan skala kecil tidak sanggup membeli gabah kering panen, yang harganya naik karena produksi sedikit. “Tidak ada beras medium di pasar, karena tak ada produksi,” kata Buwas di Gedung DPR, Rabu (30/8).

“Para penggilingan kecil berhenti produksi, karena harga gabah panen sudah mahal. Mereka tidak mampu membeli," Buwas menambahkan.

Badan Pangan Nasional atau NFA mendata harga gabah kering panen di tingkat penggilingan konsisten naik sejak Juli 2022. Rinciannya harga rata-rata per Agustus tahun ini sebagai berikut:

  • Harga rata-rata gabah kering panen di tingkat penggilingan nasional naik 22,24% menjadi Rp 5.990 per kilogram atau kg
  • Harga rata-rata beras medium yang dinikmati oleh konsumen naik 11,87% menjadi Rp 12.060 per kg
  • Harga rata-rata beras premium yang dinikmati oleh konsumen naik 11,45% menjadi Rp 13.720 per kg

Kenaikan harga beras terus berlanjut lantaran hasil produksi panen tahun ini terbatas. "Di satu sisi, peningkatan harga menguntungkan petani, tapi Bulog harus melihat kebutuhan konsumen," ujar Buwas.

Bulog akan menyikapi kenaikan harga beras di level konsumen dengan melakukan operasi pasar. Caranya sebagai berikut:

  1. Menyuntik pasar dengan beras berukuran 5 kg Rp 47.000
  2. Kembali memberikan bantuan pangan berupa beras 10 kg kepada 21 juta Keluarga Penerima Manfaat

"Dari dua cara itu, harapannya harga beras turun," kata Buwas.

Kepala NFA Arief Prasetyo Adi mencatat jumlah penggilingan beras di dalam negeri susut dari 180 ribu tahun lalu menjadi sekitar 169 ribu unit saat ini. Penggilingan beras yang tutup merupakan skala kecil.

Penggilingan skala kecil menghadapi dua pilihan, yakni revitalisasi alat produksi atau gulung tikar. Oleh karena itu, Arief menilai pemerintah harus meningkatkan produksi gabah di dalam negeri.

"Hari ini penggilingan beras kecil atau besar, semua menderita karena tidak mendapatkan gabah kering panen," kata Arief.

Menurutnya, rencana pemerintah kembali memberikan bantuan beras per 1 September akan efektif menstabilkan harga di pasar. Total beras yang digelontorkan untuk 21 juta PKM selama tiga bulan mencapai 630 ribu ton, dengan anggaran Rp 8 triliun.

Dengan adanya bantuan pangan, Arief memperkirakan harga beras di pasar mulai turun pada minggu pertama September. Namun penurunannya belum akan signifikan.

Ia menilai, harga beras dapat menyentuh harga eceran tertinggi atau HET, jika produksi gabah pada akhir tahun membaik.

Reporter: Andi M. Arief

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...