Moeldoko: Kerja Sama Kendaraan Listrik jadi Poin Bahasan KTT ASEAN
Indonesia saat ini disebut berpotensi menjadi negara dengan ekosistem kendaraan listrik (electric vehicle/EV) terbesar di dunia. Potensi ini menjadi salah satu poin pembahasan dalam KTT ASEAN ke-43.
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan, berkaitan dengan EV, pemerintah sedang membicarakan kerjasama dengan negara-negara ASEAN. Hal ini seiring dengan tujuan pemerintah yang ingin menjadikan Indonesia sebagai pusat ekosistem EV di ASEAN.
Namun, Moeldoko menyampaikan harus ada kesepakatan-kesepakatan yang disampaikan mengenai kerja sama maupun investasi. Dia menyebut pembicaraan terkait kerja sama EV dimulai dari hilir dan hulu. Apalagi sumber daya nikel di Indonesia sangat besar mencapai 25% dari cadangan dunia.
"Kalau di mulai dari hilirnya, kami membahas apakah sumber yang dimiliki Indonesia, bisa bersama-sama bisa menjadi bagian yang diarahkan untuk pembuatan baterai di kawasan ASEAN," kata Moeldoko kepada wartawan di Media Centre Jakarta Convention Centre, Jakarta Pusat, Selasa (5/9).
Sebelumnya Presiden Joko Widodo telah berdiskusi dengan Perdana Menteri (PM) Vietnam terkait potensi kerja sama dalam pengembangan industri kendaraan listrik di sektor swasta.
"Kedua pemimpin menyambut baik pengembangan ekosistem kendaraan listrik oleh sektor swasta serta mendorong kerja sama antara BUMN kedua negara," kata Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi yang mendampingi Presiden Jokowi pada pertemuan dengan PM Vietnam.
Sebelumnya, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan pihaknya akan fokus mendorong hilirisasi nikel guna mengembangkan ekosistem kendaraan listrik dari hulu hingga hilir.
“Hilirisasi sumber daya nikel menjadi baterai siap ekspor adalah salah satu keputusan tepat untuk mendorong negara kita menjadi salah satu negara yang disegani dalam konteks investasi untuk pembangunan baterai mobil listrik,” ujar Bahlil dalam keterangan resmi, Kamis (31/8).