Kinerja Properti Masih Lesu, tapi Penjualan Rumah Besar Naik 15%

Tia Dwitiani Komalasari
20 September 2023, 09:30
Calon konsumen mendapat penjelasan dari tenaga penjual saat melihat maket perumahan di Kantor Pemasaran Sinar Mas Land, Serpong, Tangerang, Banten, Rabu (22/2/2023). Menurut Asosiasi Real Estat Indonesia (REI) peluang sektor properti Indonesia tahun 2023
ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/aww.
Calon konsumen mendapat penjelasan dari tenaga penjual saat melihat maket perumahan di Kantor Pemasaran Sinar Mas Land, Serpong, Tangerang, Banten, Rabu (22/2/2023). Menurut Asosiasi Real Estat Indonesia (REI) peluang sektor properti Indonesia tahun 2023 akan ada pertumbuhan pembangunan sektor perumahan sekitar 18 ribu unit yang didasari tingkat inflasi Indonesia yang terkendali, perbaikan ekonomi dan daya beli mayarakat yang tinggi serta kebutuhan akan perumahan yang selalu meningkat.

Kinerja sektor real etstate triwulan kedua 2023 masih menunjukkan penurunan sebesar 12,30% secara tahunan (year-on-year/yoy). Namun, penjualan rumah berukuran besar mengalami peningkatan sebesar 15,11% secara tahunan.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto  mengatakan Indeks Permintaan Properti Komersial kategori sewa tumbuh sebesar 5,87% secara tahunan. Sementara Indeks Permintaan Properti Komersial kategori penjualan meningkat 0,36% (yoy) pada triwulan kedua 2023.

"Peningkatan indeks permintaan ini dapat menimbulkan momentum positif dalam industri properti komersial, termasuk berpotensi meningkatkan aktivitas dan penjualan properti di Indonesia secara keseluruhan," ujarnya ketika memberikan keynote speech dalam acara The International Real Estate Federation (FIABCI) Trade Mission 2023 di Jakarta, Selasa (19/9).

Dia mengatakan, properti memiliki konrtibusi sebagai salah satu sektor unggulan untuk menggerakkan perekonomian Indonesia. Kkontribusi sektor properti terhadap PDB pada triwulan kedua 2023 tercatat sebesar 9,43% untuk sektor konstruksi dan 2,40% untuk sektor real estate.

Industri properti juga turut memberikan multiplier effect bagi industri pendukung serta mempengaruhi perkembangan sektor keuangan sekaligus menyerap tenaga kerja secara signifikan.

“Guna mendorong peningkatan permintaan dan investasi di sektor properti, Pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan seperti Loan to Value 100% dan Financing to Value untuk kredit properti yang berlaku hingga 31 Desember 2023,” kata Airlangga.

Dia mengatakan, industri properti juga menyadari pembangunan berkelanjutan dalam konteks kota ramah lingkungan sangat penting. Salah satu contoh terkini yang mewujudkan konsep ini yakni pembangunan proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) yang akan dibangun dengan visi kota hijau.

Pemerintah juga telah mengesahkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja yang bertujuan memperbaiki iklim investasi di Indonesia termasuk di sektor properti. Undang-undang tersebut mempunyai peran penting dengan multiplier effect signifikan terhadap sekitar 174 industri pendukung properti seperti konstruksi, tenaga kerja, dan bahan bangunan.

“Indonesia telah menjadi tujuan investasi properti terbaik di dunia. Dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia yakni sekitar 273 juta jiwa, dan bonus demografi yang akan terjadi sampai beberapa tahun ke depan, permintaan properti di Indonesia khususnya untuk smart and green city, akan semakin meningkat pula,” pungkas Menko Airlangga.

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...