Bahlil Klaim 70% Warga Pasir Panjang Rempang Bersedia Digusur
Menteri Investasi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia mengklaim Sekitar 70% warga Pasir Panjang, Rempang, Batam, Kepulauan Riau siap dipindahkan ke Tanjung Banun.
Hal tersebut diungkapkan Bahlil setelah menerima perwakilan warga Rempang di salah satu Masjid yang terletak di Tanjung Banun, Kota Batam pada Jumat (6/10) lalu.
“Saya menerima aspirasi dari Pasir Panjang. Dari saudara kita di Pasir Panjang sudah 70% mereka setuju untuk dilakukan pergeseran,” ujar Bahlil dalam keterangan tertulis, Minggu (8/10).
Pasir Panjang merupakan salah satu dari lima kampung yang diprioritaskan untuk berpindah, terkait dengan pembangunan Rempang Eco-City.
Tercatat sebanyak 150 Kepala Keluarga (KK) menempati kampung tersebut. Dari jumlah tersebut, 70% KK sudah bersedia pindah, tapi sebagian masih diminta untuk melengkapi dokumen yang dibutuhkan.
Dalam kunjungannya ke Tanjung Banun, Bahlil juga menerima aspirasi dari masyarakat Rempang.
Sekurangnya ada dua hal yang disampaikan oleh masyarakat pada pertemuan tersebut. Pertama, permintaan berpindah dilakukan di Dapur 3. Kedua, tentang kepastian penggantian rumah yang nilainya lebih mahal dibanding yang disediakan oleh pemerintah.
Terkait permintaan pertama, Bahlil menyebut akan mempertimbangkan aspirasi tersebut. Ia juga menjelaskan bahwa sebelumnya lokasi perpindahan memang direncanakan di Dapur 3. Namun, karena juga ada aspirasi masyarakat yang lokasinya ingin di dekat pantai, pemerintah membuat kebijakan mengubah lokasi perpindahan ke Tanjung Banun.
“Saya sudah tinjau lokasi Dapur 3, itu tanjakannya tinggi sekali. Untuk perahu nelayan jauh sekali. Maka kemudian, kami fokus cari tempat dekat pantai, jadi lokasi relokasi Tanjung Banun yang saya tinjau,” tutur Bahlil. “Tapi aspirasi ini kami terima. Saya pertimbangkan,” kata Bahlil kepada warga.
Terkait kepastian penggantian rumah, Bahlil meyakinkan warga untuk tidak meragukan komitmen pemerintah. Menurut dia, jika nilai rumah yang disediakan oleh pemerintah lebih murah, maka pemerintah akan mengganti selisihnya.
“Contoh sekarang, rumah ini kan yang diganti oleh pemerintah tipe 45. Harganya 120 juta. Terus kalau bapak ibu punya rumah ada 500 juta. Itu penilaian tidak berdasarkan BP Batam, tapi berdasarkan konsultan yang akan menilai yaitu KJPP (Kantor Jasa Penilai Publik),” ungkap Bahlil.
Bahlil tidak membantah bahwa masih ada masyarakat yang tak setuju untuk digusur.
“Ada juga sekelompok ibu-ibu yang menyampaikan aspirasi untuk belum mau bergeser. Mereka masih ingin tetap di sana," ujar Bahlil.
"Itulah negara kita negara demokrasi. Jadi justru di sana semakin meyakinkan kepada saya bahwa penting kami pemerintah terus melakukan komunikasi yang baik, sosialisasi yang baik,” kata Bahlil.
Sebelumnya, pemerintah menetapkan lima lokasi prioritas yang akan berpindah dalam tahap pertama pengembangan Rempang Eco-City. Lokasi prioritas tersebut mencakup kampung Pasir Panjang, Blongkeng, Sembulang Hulu, Sembulang Tanjung dan Pasir Merah. Secara total, di lima kampung tersebut terdapat 961 KK.