Harga CPO Jeblok Tekan Ekonomi RI, Begini Trennya hingga Akhir Tahun
Rata-rata harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) anjlok 34% pada kuartal ketiga 2023 dibandingkan kuartal sebelumnya. Meski demikian, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau Gapki masih optimistis harga CPO akan naik pada akhir tahun ini.
Ketua Umum Gapki Eddy Martono mengatakan, pelemahan harga CPO pada kuartal III-2023 disebabkan oleh banyaknya pasokan minyak bunga matahari di pasar global. Namun, menurut dia, harga CPO akan mulai naik pada kuartal terakhir tahun ini karena perubahan pasokan minyak nabati dunia.
"Kalau dari pembicara Indonesian Palm Oil Conference kemarin menyatakan hal yang sama. Harga CPO akhir tahun ini antara US$ 1000 sampai US$ 1.100 per ton," katanya kepada Katadata.co.id pada Selasa (7/11).
Meski harga CPO diperkirakan naik, Direktur Eksekutif Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute Tungkot Sipayung menilai harganya belum akan menembus US$ 1.000 per ton pada akhir 2023. Harga CPO diperkirakan bergerak dalam rentang US$ 900 sampai US$ 1.000 per ton.
Ia menjelaskan, kenaikan harga CPO akan dipengaruhi oleh efek El Nino yang menyebabkan penurunan produktivitas CPO. Total produksi CPO pada tahun ini diperkirakan mencapai sekitar 48 juta ton, sedangkan produksi minyak inti sawit mentah sekitar 4 juta ton. Dengan demikian, total produksi minyak sawit pada tahun ini diprediksi mencapai 52 juta ton.
Ia juga memperkirakan harga CPO akan naik pada tahun depan. Ini seiring dengan perkiraan produktivitas CPO hingga 4 ton pada 2024. :Karena CPO ini hasil dari pohon, jadi daya tahan terhadap El Nino lebih tinggi dibandingkan minyak nabati lain," kata Tungkot kepada Katadata.co.id.
Badan Pusat Statistik mengumumkan pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal ketiga 2023 hanya sebesar 4,94%. Perlambatan pertumbuhan, antara lain disebabkan oleh pelemahan harga CPO pada Juli-September 2023.
Tungkot mengakui kontribusi industri CPO pada neraca perdagangan nasional cukup besar. Alhasil, penurunan harga CPO berdampak pada pertumbuhan ekonomi pada kuartal ketiga tahun ini. Namun, ia menilai pertumbuhan harga CPO ke US$ 900 per ton pada kuartal terakhir 2023 tidak akan berpengaruh banyak pada pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun ini, Ini karena kontribusi industri CPO kepada perekonomian sosial tidak dominan.
:Secara pertumbuhan ekonomi, masih ada pertumbuhan industri pangan dalam negeri yang berperan banyak. Jadi, saya lihat masih tercapai pertumbuhan ekonomi yang diproyeksikan pemerintah," kata Tungkot.
Kementerian Keuangan memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada kuartal akhir tahun ini mencapai 5,06%. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi sepanjang 2023 diperkirakan sebesar 5,1%.
Kepala Center of Industry Trade and Investment Indef Andry Satrio Nugroho memproyeksikan harga CPO pada akhir 2023 hanya akan mendekati US$ 900 per ton. Meski demikian, Andry berharap harga CPO dapat dilego hingga US$ 1.000 per ton di pasar global pada November-Desember 2023.
Andry berpendapat pertumbuhan harga CPO akan bergantung pada tiga faktor pada akhir tahun ini. Pertama, permintaan CPO oleh Cina. Andry mengatakan pelemahan harga CPO pada kuartal ketiga tahun ini terutama disebabkan oleh perlambatan perekonomian di Negeri Panda.
"Permintaan ekspor ini sebetulnya bisa menggerakkan harga CPO cukup besar. Saat ini pelemahan ekonomi di Cina masih resisten sampai akhir tahun ini," katanya kepada Katadata.co.id.
Kedua, dampak El Nino terhadap produktivitas CPO nasional. Andry menilai EL Nino dapat menggerus produktivitas CPO di dalam negeri mengingat Indonesia dan Malaysia menjadi negara paling terdampak pada El Nino tahun ini.
Pada saat yang sama, Andry mengatakan dampak El Nino pada produksi minyak nabati lain cukup lemah, khususnya minyak bunga matahari dan minyak kedelai.
Ketiga, program biodiesel di Brasil, Amerika Serikat, dan India. Andry menyampaikan program biodiesel di Amerika Serikat dan Brasil membuat produksi minyak kedelai di Benua Amerika meningkat. Dengan demikian, komposisi minyak kedelai di pasar minyak nabati dunia meningkat menggerus permintaan CPO.
"Menurut saya, ketiga hal tersebut menjadi tekanan terhadap harga dari CPO kita pada akhir tahun ini," katanya.