Alasan Insentif Bea Impor Beras, Bulog: Tekan Harga Lokal

Andi M. Arief
8 November 2023, 17:48
Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Selasa (7/11/2023). Pemerintah memutuskan untuk memperpanjang masa penyaluran bantuan sosial (Bansos) beras 10 kilogram hingga Juni 2024 dari rencana sebelumnya yang hanya hingga November 20
ANTARA FOTO/M Mardiansyah Al Afghani/sgd/foc.
Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Selasa (7/11/2023). Pemerintah memutuskan untuk memperpanjang masa penyaluran bantuan sosial (Bansos) beras 10 kilogram hingga Juni 2024 dari rencana sebelumnya yang hanya hingga November 2023 sebagai upaya intervensi dalam mengendalikan harga beras.

Insentif bea impor beras menjadi cara pemerintah untuk menekan harga beras impor di dalam negeri. Upaya ini bertujuan untuk menjaga daya beli masyarakat.

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan nilai tukar rupiah saat ini sedang rendah. Hal ini sangat berdampak terhadap transaksi beras impor yang memakai dolar Amerika Serikat. 

Dengan memberikan insentif bea sebesar Rp 450 per kilogram, kenaikan harga beras pun dapat diturunkan. Sebagian beras ini nantinya untuk bantuan pangan pemerintah pada Januari sampai Juni 2024. "Masa beras yang untuk negara, untuk kepentingan masyarakat dikenakan pajak," ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan cadangan beras di gudang Bulog segera bertambah 600 ribu ton menjadi sekitar 2 juta ton. Tambahan itu merupakan bagian dari pengadaan impor.

Zulhas, sapaan akrab Mendag, mengatakan pemerintah juga memperpanjang masa penyaluran bantuan sosial (bansos) beras 10 kilogram hingga Juni 2024, dari rencana hanya November 2023.

Salah satu pertimbangan pemerintah memperpanjang penyaluran bansos beras adalah untuk mengendalikan harga beras, yang belum menurun setelah mengalami peningkatan drastis dalam dua bulan terakhir.

Reporter: Andi M. Arief
Editor: Sorta Tobing

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...