Indonesia Mengutuk Israel, Tapi Masih Impor Barang di Tengah Perang

Andi M. Arief
15 November 2023, 15:54
impor, israel
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/hp.
Ilustrasi. impor Indonesia dari Israel pada bulan lalu tercatat sebesar US$ 2,53 juta atau setara Rp 40,22 miliar. Nilai impor ini naik US$ 999 ribu dibandingkan bulan sebelumnya.

Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat, Indonesia masih melakukan kegiatan perdagangan internasional dengan Israel pada bulan lalu saat terjadi perang di Palestina. Kegiatan hubungan dagang tetap berlangsung meski Indonesia mengutuk tindakan Israel selama perang di Palestina dan ramai seruan boikot terhadap produk dari negara tersebut. 

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini menjelaskan, impor Indonesia dari Israel pada bulan lalu tercatat sebesar US$ 2,53 juta atau setara Rp 40,22 miliar. Nilai impor ini naik US$ 999 ribu dibandingkan bulan sebelumnya. 

"Komoditas penyumbang impor terbesar adalah mesin dan pesawat mekanik yang mencapai US$ 734 ribu pada Oktober 2023, naik dibandingkan bulan sebelumnya yang hanya US$ 142 ribu," ujar Pudji dalam konferensi pers, Rabu (15/11). 

Ia juga mencatat, impor mesin dan peralatan listrik dari Israel mencapai US$ 718 ribu, perangkat optik US$ 175 ribu, bahan kimia anorganik US$ 63 ribu, bahan kimia organik US$ 292 ribu, dan sari bahan samak dan celup US$ 42 ribu. 

Menurut BPS, total impor yang telah dilakukan Indonesia sejak Januari hingga Oktober 2023 mencapai US$ 16,97 juta. Komoditas yang paling banyak diimpor dari Israel sepanjang tahun ini, yakni mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya senilai US$ 5,03 juta, perkakas dan peralatan dari logam tidak mulia sebesar US$3,86 juta, serta mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya sebesar US$ 3,04 juta.

Selain itu, menurut dia, impor juga banyak dilakukan pada instrumen optik, fotografi, sinematografi dan medis sebesar US$ 1,45 juta, dan bahan kimia anorganik sebesar US$ 0,90 juta.

Di sisi lain, ekspor Indonesia ke Israel sejak Januari hingga Oktober 2023 tercatat sebesar US$ 140,57 juta. Komoditas utamanya adalah lemak dan minyak hewani/nabati US$ 39,18 juta, alas kaki US$ 12,91 juta, mesin/perlengkapan elektrik dan bagiannya US$ 10,85 juta, stapel buatan 9,62 juta, serta ampas dan sisa industri makanan US$ 6,51 juta.

Nilai ekspor dan impor nonmigas Indonesia dan Israel menurun dibandingkan tahun 2022. Nilai ekspor nonmigas tercatat US$ 185,18 juta pada 2022 atau turun 24,32% dan nilai impor turun 64,51% dari US$ 47,82 juta pada 2022.

Pudji menjelaskan, ekspor Israel dari Januari sampai Oktober 2023 adalah sebesar 0,07% terhadap total ekspor Indonesia. “Kemudian share impor nonmigas dari Israel ke Indonesia dari Januari sampai Oktober 2023 adalah sebesar 0,0110%,” ujarnya.

Meski melakukan ekspor impor, Indonesia sebenarnya tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel. Sikap ini termaktub dalam Bab X Peraturan Menteri Luar Negeri (Permenlu) Nomor 3 Tahun 2019.

"Sampai saat ini Indonesia tidak mempunyai hubungan diplomatik dengan Israel, dan menentang penjajahan Israel atas wilayah dan bangsa Palestina, karenanya Indonesia menolak segala bentuk hubungan resmi dengan Israel," demikian tertulis dalam aturan tersebut. 

Presiden Joko Widodo  ebelumnya mengecam keras kekerasan yang terjadi di Gaza. Jokowi  juga mengutuk serangan Israel terhadap rumah sakit Al-Ahli yang berada di Jalur Gaza. "Ini jelas pelanggaran terhadap hukum humaniter internasional," kata Jokowi dalam keterangan pers, Kamis (19/10).

Reporter: Zahwa Madjid
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...