MTI: Pemda Punya Potensi Dana Rp 18 T untuk Bangun Transportasi Umum
Masyarakat Transportasi Indonesia atau MTI menyebut, pemerintah daerah memiliki potensi dana pengembangan transportasi hingga Rp 18 triliun. Dana tersebut berasal dari Pajak Kendaraan Bermotor yang mencapai sekitar Rp 180 triliun per tahun.
Ketua Umum MTI Tory Damantoro mengatakan, potensi dana tersebut sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun 2023 tentang Ketentuan Umum Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Beleid tersebut secara umum menetapkan 10% dari pajak kendaraan bermotor yang diterima pemerintah daerah harus digunakan untuk peningkatan moda dan sarana transportasi umum.
"MTI mendorong Kementerian Dalam Negeri membantu Kementerian Perhubungan untuk mengunci agar 10% itu bisa digunakan untuk pengembangan angkutan umum daerah," kata Tory dalam konferensi pers di Stasiun Whoosh Halim, Rabu (27/12).
Tory menilai, implementasi klausul tersebut menjadi isu krusial dalam pengembangan transportasi umum di dalam negeri. Ia mencatat, hanya Pemerintah Provinsi Riau yang telah mengucurkan 5% dari pendapatan daerah untuk pengembangan angkutan umum.
Menurut dia, Kementerian Perhubungan perlu meningkatkan elektrifikasi beberapa rute kereta api di kota besar, seperti Semarang, Surabaya, dan Medan. Kota-kota tersebut dapat mengadopsi kesuksesan elektrifikasi jaringan kereta Jogjakarta-Solo.
Layanan kereta listrik Solo Balapan-Palur dimulai pada Juli 2022 dengan enam perjalanan per hari. Jumlah perjalanan jalur tersebut akan ditambah menjadi 30 perjalanan dari total perjalanan harian sepanjang 2023 sejumlah 20 perjalanan.
Tory menilai ,pemerintah harus serius dalam membangun industri kereta api di dalam negeri untuk melakukan elektrifikasi jaringan kereta api di tiga kota tersebut. Sebab, beberapa isu terkait kereta api yang diamati MTI sepanjang 2023 adalah pemenuhan jumlah kereta api di dalam negeri.
"Selama ini tumpuan pemenuhan kereta api hanya PT KAI. Pemerintah harus secara serius bangun industri kereta api, termasuk rolling stock untuk jenis-jenis kereta api yang dibutuhkan di dalam negeri," katanya.
Berdasarkan data PT Kereta Api Indonesia, Kereta Rel Listrik (KRL) commuter line di lintasan Jabodetabek serta Yogyakarta-Solo telah mengangkut lebih dari 68 juta penumpang pada Januari-Maret 2023. Rata-rata pengguna KRL di Jabodetabek menyentuh 608 ribu per hari saat hari libur dan mencapai 806 ribu pengguna saat hari kerja.
Pada kuartal pertama 2023, KRL Jabodetabek telah melayani 67 juta pengguna. KAI menyebut, pengguna tertinggi KRL adalah pada 21 Maret 2023 dengan jumlah 973.000 pengguna, sedangkan pengguna terendah tercatat pada 26 Maret 2023 yang hanya mencapai 383.000 orang.