Laba Industri di Cina Naik Dua Digit, Tanda Ekonomi Pulih?
Industri Cina membukukan kenaikan laba hingga dua digit pada November 2023 dibandingkan bulan sebelumnya, seiring membaiknya manufaktur secara keseluruhan. Meski demikian, permintaan yang lemah masih membatasi ekspektasi pertumbuhan bisnis dan menguatkan seruan kepada pemerintah untuk lebih banyak dukungan kebijakan makro.
Laba industri di Cina naik 29,5%, setelah kenaikan 2,7% di bulan Oktober dan bersamaan dengan peningkatan output industri pada November. Kenaikan laba industri terjadi saat kinerja sektor-sektor lain di negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia ini masih meleset dari perkiraan.
Data Biro Statistik Cina menunjukkan, pendapatan industri dalam 11 bulan pertama tahun uuturun 4,4% dibandingkan tahun sebelumnya, lebih baik dibandingkan penurunan 7,8% pada Januari hingga Oktober.
"Di balik kenaikan laba pada November adalah percepatan kenaikan laba industri dan laba atas investasi selama sebulan," kata ahli statistik NBS Yu Weining seperti dikutip dari Reuters, Kamis (28/12).
Ekonomi Cina diperkirakan mampu tumbuh sekitar 5% setelah serangkaian langkah-langkah stimulus pemerintah untuk mendorong ekonomi setelah pandemi Covid-19.
Analis di China Everbright Bank, Zhou Maohua mengatakan, kenaikan output industri dan pendapatan pada November mencerminkan berlanjutnya perbaikan di sektor manufaktur Cina secara keseluruhan. Kenaikan laba ini tak lepas dari kebijakan makro untuk menyelamatkan perusahaan-perusahaan industri.
Para pejabat yakin kondisi ekonomi Cina lebih baik pada tahun 2024. Namun, pemulihan ekonomi masih belum stabil di tengah berlanjutnya pelemahan sektor properti, meningkatnya tekanan deflasi dan melemahnya permintaan global, sehingga muncul kembali seruan stimulus.
Meskipun sektor manufaktur secara keseluruhan menunjukkan perbaikan, belum semua sektor menunjukkan perbaikan.
Zhou mengatakan, ketimpangan di seluruh sektor industri masih terlihat jelas. Produsen teknologi tinggi dan peralatan mengalami pertumbuhan laba yang pesat, sedangkan sektor properti masih tertekan karena menyusutnya laba.
Analis tersebut mengatakan dia berharap melihat perpaduan kebijakan makro yang “optimal” untuk menopang pertumbuhan.
Mengingat persaingan yang semakin ketat dan permintaan hilir yang lebih lemah dari perkiraan, produsen bahan kimia Tiongkok Do-Fluoride New Materials Co memperkirakan laba bersih tahun 2023 akan turun antara 68,17% hingga 71,25%.
Zheng Houcheng, kepala makroekonomi di Yingda Securities mengatakan, kecil kemungkinan keuntungan industri sepanjang 2023 naik. Ini karena harga produsen Tiongkok diperkirakan akan tetap berada di bawah tekanan,
Perusahaan-perusahaan milik negara mengalami penurunan pendapatan sebesar 6,2% dalam 11 bulan pertama, perusahaan-perusahaan asing melaporkan penurunan pendapatan sebesar 8,7%, sedangkan perusahaan-perusahaan sektor swasta membukukan keuntungan sebesar 1,6%.