Harga Tepung Terigu Berpotensi Naik Tahun Ini karena Pemilu
Badan Pangan Nasional mencatat, rata-rata harga tepung terigu curah secara nasional mengalami tren penurunan sepanjang tahun lalu, terutama sejak April. Namun, tren tersebut dinilai akan terhenti pada awal tahun ini
Harga tepung terigu curah susut 2,87% sepanjang 2023 menjadi Rp 10.800 per kilogram pada Desember 2023. Angka tersebut kembali menyusut menjadi Rp 10.710 pada hari ini, Selasa (2/1).
"Tren pelemahan harga tepung terigu curah pada akhir 2023 didorong persaingan antara pabrik dalam menghadapi permintaan Natal 2023 dan Tahun Baru 2024," kata Direktur Eksekutif Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia Ratna Sari Loppies kepada Katadata.co.id, Selasa (2/1).
Ratna mencatat, harga tepung terigu curah dengan kandungan protein rendah kini dilego kurang dari Rp 10.000 per kg. Hal tersebut disebabkan oleh penurunan harga tepung terigu curah sepanjang tahun lalu.
Menurut dia, harga tepung terigu curah yang didata Bapanas merupakan tepung terigu serbaguna dengan kandungan protein menengah. Selain itu, tepung terigu tersebut telah dikemas dengan berat satu kilogram.
Ia mencatat, pelemahan harga tepung terigu akan berakhir dan mulai stabil karena Pemilu 2024 pada awal tahun ini. Namun, Ratna belum dapat memperkirakan harga tepung terigu selama Januari 2024.
Ratna sebelumnya mencatat, konsumsi tepung terigu naik 1,8% secara tahunan pada periode Januari-September 2023. Pertumbuhan tersebut lebih rendah dibandingkan bahan baku makanan berbahan tepung lain.
Ia memaparkan bahwa konsumsi tepung terigu pada sembilan bulan pertama 2023 mencapai 5,01 juta ton. Angka tersebut setara dengan 6,43 juta ton gandum.
"Pertumbuhan konsumsi tepung terigu disebabkan oleh mulai pulihnya pabrikan dari pandemi Covid-19. Sejauh ini belum ada stimulus eksternal dalam pertumbuhan industri tepung terigu mengingat daya beli masyarakat tergerus karena bertambahnya angka pengangguran," ujarnya kepada Katadata.co.id, Jumat (15/12).
Ratna optimistis volume produksi industri tepung terigu akan tumbuh pada musim produksi 2023-2024 karena Pemilu 2024. Hal ini karena peserta Pemilu 2024 kerap menggunakan makanan berbasis tepung sebagai salah satu barang dalam bantuan sembako saat kampanye.
"Produksi untuk memenuhi permintaan Pemilu 2024 sedang berjalan, jadi belum bisa kami hitung dampaknya. Sesudah Pemilu 2024 dampaknya baru bisa terdata," ujarnya.