Pesawat Jet Japan Airlines Hangus Terbakar, Ini Profil JAL
Pesawat jet Japan Airlines 516 terbakar setelah bertabrakan dengan pesawat bantuan gempa Jepang di Bandar Udara Tokyo Haneda pada Selasa (2/1). Total 379 penumpang, termasuk delapan anak di bawah usia dua tahun, secara ajaib selamat dari peristiwa itu.
Namun, enam korban di pesawat bantuan gempa mengalami nasib berbeda. Lima orang meninggal dunia dan satu orang menderita luka bakar parah. “Pesawat itu diduga pesawat De Havilland Canada DHC-8 yang dioperasikan oleh Penjaga Pantai Jepang alias Japan Coast Guard (JCG),” tulis media penyiaran publik Jepang, NHK, dikutip dari CNN Internasional, Rabu (3/1).
Peristiwa itu terjadi usai pesawat Japan Airlines tipe Airbus A350-900 berhasil mendarat, usai terbang dari Sapporo, Jepang, pada pukul 17:46 waktu setempat (03:46 ET). Video menunjukkan bola api besar meletus saat pesawat terbakar, meninggalkan jejak api di landasan.
Profil Jet Japan Airlines
Japan Airlines alias JAL berdiri pada 1 Agustus 1951. Maskapai penerbangan yang dipimpin oleh Yuji Akasaka ini berkantor pusat di Shinagawa-ku, Tokyo. Perusahaan dengan modal mencapai 546,831 juta yen ini, memiliki karyawan sebanyak 12.969 orang per Maret 2023 lalu.
JAL memiliki beberapa lini bisnis, yakni pelayanan angkutan udara berjadwal dan tidak berjadwal, pelayanan aerial work, dan lainnya.
Berdasarkan laman resminya, total keseluruhan armada yang dimiliki JAL mencapai 224 pesawat. Dari jumlah tersebut, 190 pesawat digunakan pada bisnis operasionalnya sementara 34 armada lainnya disewakan.
Boeing 737-800 merupakan model pesawat terbanyak yang dimiliki JAL, jumlahnya capai 62 armada. Pesawat model ATR72-600 menjadi model pesawat dengan jumlah kepemilikan paling sedikit di JAL, hanya dua armada saja.
Secara keseluruhan, JAL melayani 199 rute yang terdiri dari 133 rute domestik dan 66 rute internasional. Per Maret 2023, JAL hadir di 376 bandara dari 64 negara di dunia.
Di Indonesia, layanan JAL dapat ditemui pada empat bandara yang berada di Jakarta, Denpasar, Surabaya, Yogyakarta.
Sejarah JAL
Secara resmi, JAL berdiri pada 1 Agustus 1951, tapi perjalanan perusahaan sudah dimulai sejak 17 Januari 1951. Ketika itu berdiri kantor sementara untuk yayasan JAL.
Kantor ini lalu mengajukan permohonan lisensi untuk melakukan bisnis transportasi penerbangan domestik. Dewan Transportasi merekomendasikan JAL sebagai perusahaan transportasi penerbangan domestik Jepang.
Kemudian, pada Mei 1951 diadakan rapat komite pendirian pertama. Dalam rapat tersebut Aiichiro Fujiyama terpilih sebagai ketua dan Seijiro Yanagida sebagai presiden JAL.
Seminggu berselarang sejak rapat komite, perusahaan berhasil memperoleh lisensi transportasi udara untuk penerbangan berjadwal domestik. JAL lalu bergabung dengan Japan Air Transportation.
Berdasarkan catatan perusahaan, JAL didirikan dengan modal 100 juta yen dengan kantor pusat berlokasi di Ginza-nishi, Chuo-ku, Tokyo pada Agustus 1951. Dua minggu setelahnya, maskapai ini mendirikan kantor cabang Fukuoka dan kantor lokal Sapporo.
Pada bulan pertama pendirian resminya, perusahaan sudah memiliki 15 pramugari. Sebulan kemudian, JAL mulai meluncurkan layanan penerbangan pertama di Jepang yang menjadi penerbangan sipil pertama sejak Perang Dunia II. Pesawat pertamanya adalah Martin 202 'Jupiter'.
Di saat bersamaan JAL juga mulai layanan makanan dalam penerbangan pada penerbangan domestiknya. Perusahaan melakukan penerbangan internasional pada 2 Februari 1954.
Meski penerbangan internasional baru dapat dilayani pada 1954, akan tetapi pada 1952 JAL pernah melakukan penerbangan luar negeri khusus pertamanya ke Manila untuk mengirim kembali jenazah Duta Besar Filipina ke Jepang.
Tidak hanya mendirikan kantor pusat di kota-kota Jepang, pada 1953 JAL juga mendirikan kantor di New York dan Chicago, Amerika Serikat, pada 1954.
Februari 1955, rute JAL sudah mulai memasuki Hongkong menggunakan pesawat DC-98. Mereka kemudian memperluas rute penerbangannya hingga ke Bangkok pada Oktober 1956.
JAL terus memperlebar rute dan pendirian kantor-kantor pusat di beberapa negara lain. Hingga akhirnya pada 1962, JAL berhasil menambah rute ke Jakarta menggunakan pesawat Convair880 dengan perjalanan dari Tokyo - Hong Kong - Bangkok - Singapura - Jakarta.
Di tahun yang sama, JAL juga meresmikan jalur selatan menuju Eropa serta penerbangan kargo larut malam Tokyo-Sapporo. Secara resmi, sejak 1965 JAL sudah mulai melayani rute menuju Eropa melalui jalur selatan.
Setelah hampir 20 tahun berdiri, pada 1970 JAL berhasil mencatatkan sahamnya di bursa Tokyo, Osaka dan Nagoya.
Pada 1970-1990 an JAL semakin gencar membuka serta meresmikan rute-rute baru dari layanan internasionalnya, mulai dari Eropa hingga Amerika. Kendati demikian, disaat yang bersamaan perusahaan juga tetap memperlebar rute layanan domestiknya. Di 2019, JAL mendirikan maskapai penerbangan LCC jarak menengah dan panjang pertama di Jepang ZIPAIR Tokyo, Co. Ltd.
Kronologi Tabrakan Pesawat JAL
Pihak Japan Airlines mengatakan, awak pesawat 516 telah diizinkan mendarat oleh pengatur lalu lintas udara sebelum tabrakan. Audio dari LiveATC.net tampak merinci kru yang membacakan kembali perintah izin untuk landasan pacu 34, yang mengatakan ‘diizinkan untuk mendarat di kanan 34’.
“Berdasarkan wawancara dengan kru operasi, mereka mengakui dan mengulangi izin pendaratan dari kontrol lalu lintas udara. Kemudian melanjutkan prosedur pendekatan dan pendaratan,” kata Japan Airlines.
Usai berhasil mendarat, pesawat JAL bertabrakan dengan pesawat penjaga pantai Jepang. Lalu, kobaran api muncul. Pesawat terlihat terhenti.
Para penumpang bergerak keluar pesawat menggunakan perosotan darurat untuk melarikan diri dari api saat petugas pemadam kebakaran mencoba memadamkan api yang semakin membesar. “Lebih dari 100 truk pemadam kebakaran dikerahkan untuk mengatasi kecelakaan tersebut,” demikian laporan NHK.