Mentan Amran: Petani Paling Banyak Mengeluh soal Pupuk
Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengaku sudah berkeliling 11 provinsi untuk bertemu para petani selama dua bulan terakhir sejak menjabat. Ia menemukan masalah pupuk paling banyak dikeluhkan oleh para petani.
Amran mengatakan, masalah pupuk penting karena mempengaruhi produksi. Oleh karena itu, pemerintah akan menambah subsidi pupuk mencapai Rp 14 triliun pada tahun ini.
"Rata-rata keluhan petani adalah pupuk. Setelah saya lapor pada pertemuan yang lalu di Pekalongan Bapak Presiden setuju pupuk subsidi ditambah," kata Amran dalam keterangan resmi, Rabu (3/1).
Presiden Joko Widodo pun mengimbau petani di Jawa Tengah untuk mempercepat masa tanam menjadi awal Januari 2024. Kepala Negara menilai percepatan masa tanam tersebut penting lantaran hampir seluruh daerah sudah diguyur hujan.
Jokowi menilai, percepatan masa tanam berhasil dilakukan pada 4 juta hektar lahan pada Desember 2024. Maka dari itu, ia menargetkan percepatan tanam pada bulan ini dapat mencapai 1,7 juta hektar dan bulan depan seluas 1,4 juta hektar.
"Di awal Januari mulai menanam semuanya karena hujan sudah turun dan air juga kebutuhannya sudah tercukupi," kata Jokowi.
Jokowi menghitung percepatan masa tanam tersebut akan meningkatkan produksi beras pada masa panen Maret-April 2024. Menurutnya, petani dapat memanfaatkan pupuk subsidi sejumlah 1,7 juta ton dengan hanya menggunakan KTP.
Kepala Negara berharap penambahan anggaran pupuk mampu meniadakan keluhan pupuk di tingkat petani. Selain itu, Jokowi berharap penambahan anggaran tersebut dapat membuat produksi beras swasembada seperti beberapa tahun sebelumnya.
"Urusan petani ya mesin dan pupuk, dan saya sampaikan sekarang pembelian pupuk bisa pakai KTP, juga dipersiapkan untuk masa panen ini 1.7 juta ton pupuk dari Pupuk Indonesia," katanya.
Perum Bulog sebelumnya mengumumkan hampir seluruh provinsi telah menerima beras impor pada 2023. Satu-satunya provinsi yang masih mandiri atau swasembada beras adalah Nusa Tenggara Barat. Badan Pusat Statistik memproyeksikan, produksi beras di NTB mencapai 1,54 juta ton pada 2023, naik 6,46% dibandingkan tahun lalu 1,45 juta ton.