Realisasi Investasi Tembus Rp 1.418,9 Triliun, Asing Masih Mendominasi
Kementerian Investasi mencatat realisasi investasi mencapai Rp 1.418,9 triliun pada sepanjang tahun lalu, melampaui target Presiden Joko Widodo sebesar Rp 1.400 triliun. Mayoritas penanaman modal masih dicatatkan oleh investor asing.
Realisasi investasi pada tahun lalu naik 17,5% dibandingkan tahun 2022 yang mencapai Rp 1.207, 2 triliun. Penanaman modal asing masih mendominasi yakni mencapai 52,4% dari total investasi tahun lalu atau Rp 744 triliun. Sementara itu, penanaman modal dalam negeri atau PMDN mencapai Rp 674,9 triliun atau mengambil porsi 47,6%.
Meski porsi PMDN lebih kecil, pertumbuhannya lebih kencang dibandingkan investasi asing yakni mencapai 22,1% dibandingkan 2022. Sementara itu, PMA tercatat naik 13,5%. Seluruh investasi pada tahun lalu tercatat berhasil menyerap 1,82 juta tenaga kerja.
Adapun berdasarkan lokasinya, investasi di luar Pulau Jawa kembali mendominasi atau 51,5% senilai Rp 730,8 triliun, sedangkan di Pulau Jawa mencapai Rp 668,1 triliun.
Jawa Barat menjadi provinsi dengan nilai PMA terbesar sepanjang 2023 yang mencapai US$ 8,3 miliar atau 16,5% PMA. Sementara itu, realisasi PMDN terbesar terjadi di DKI Jakarta yang mencapai Rp 92,5 triliun.
Tiga provinsi dengan realisasi investasi terbesar ada di Pulau Jawa, yakni Jawa Barat yang mencapai Rp 210,6 triliun, DKI Jakarta senilai Rp 166,7 triliun, dan Jawa Timur sejumlah 145,1 triliun. Peringkat keempat diduduki Sulawesi Tengah senilai Rp 112 triliun, tapi peringkat kelima ditempati Banten senilai Rp 103,9 triliun.
Kemenves mendata dana asing terbesar datang dari Singapura atau mencapai US$ 15,4 miliar. Capaian tersebut diikuti Cina senilai US$ 7,4 miliar, Hongkong sekitar US$ 6,5 miliar, dan Jepang senilai US$ 4,6 miliar.
Peringkat negara asal investor asing berubah pada peringkat kelima. Amerika Serikat yang menanamkan dana senilai US$ 3,3 miliar pada 2022 didepak oleh Malaysia dengan capaian US$ 4,1 miliar pada 2023.
Investasi terbesar ditanamkan di industri logam dasar, barang logam, bukan mesin, dan peralatannya senilai Rp 200,3 triliun. Capaian tersebut diikuti transportasi, gudang, dan telekomunikasi senilai Rp 159,8 triliun, pertambangan senilai 156,5 triliun, properti senilai Rp 115,2 triliun, dan industri kimia dan farmasi senilai Rp 105 triliun
Secara sektor, industri logam dasar, barang logam, bukan mesin, dan peralatannya menjadi paling favorit pada tahun lalu bagi investor asing dengan capaian US$ 11,8 miliar. Bagi investor lokal, sektor pertambangan menjadi sektor paling diminati dengan capaian Rp 86,7 triliun.