Smesco Klaim Keuangan Surplus Tahun Lalu Setelah Defisit Sejak 2018
Lembaga Layanan Pemasaran Koperasi Usaha Kecil Menengah atau Smesco Indonesia menyatakan mencatat surplus pada 2023. Badan non-profit tersebut sebelumnya defisit sejak 2018.
Direktur Utama Smesco Indonesia Leonard Theosabrata mengatakan, keuangan lembaga tersebut defisit 9 miliar pada 2018 dan 2019. Kondisi ini semakin memburuk akibat pandemi Covid-19 sehingga keuangan lembaga tersebut defisit hingga Rp 13 miliar pada 2020.
"Keuangan kami jeblos saat pandemi dan menjadi defisit paling besar sepanjang Smesco Indonesia berdiri. Kami ikat pinggang luar biasa dan berhasil keluar akhir tahun lalu," kata Leonard dalam konferensi pers di Kementerian Koperasi dan UKM, Kamis (25/1).
Ia mengatakan, defisit pada awal 2023 membuat Smesco hanya dapat menggunakan anggaran negara hanya untuk membayar tagihan listrik dan pajak properti. Walau demikian, mantan pengusaha furnitur ini tidak mengumumkan posisi akhir laporan keuangan Smesco Indonesia sepanjang 2023.
Menurut Leonard, pihaknya bisa melakukan langkah yang lebih progresif dan agresif pada tahun ini akibat posisi keuangan Smesco Indonesia. Leonard menyampaikan keuntungan Smesco Indonesia didorong oleh kerja sama dengan beberapa pihak, khususnya Kemenkop UKM, Himpunan Bank Negara, dan lokapasar.
Leonard mengaku salah satu target yang ia pasang saat bergabung dengan Smesco Indonesia pada 2020 kondisi defisit adalah melepas kondisi defisit. Menurutnya, hal tersebut penting untuk mengajak pelaku usaha swasta bergabung dengan pemerintah.
"Saya tidak mau sebagai orang swasta yang masuk pemerintahan malah gagal. Saya ada satu harapan mungkin lebih banyak teman di swasta masuk pemerintahan dengan melepas Smesco Indonesia dari defisit," ujarnya.
Di sisi lain, Leonard berniat untuk meningkatkan investasi asing ke UMKM lokal. Leonard mengaku telah melakukan penjajakan awal dengan beberapa pengelola aset maupun modal ventura asal Singapura terkait hal tersebut.
Kementerian Investasi mencatat realisasi investasi oleh Usaha Mikro dan Kecil mencapai Rp 278,1 triliun sepanjang 2023. Investasi oleh usaha mikro tercatat lebih besar dari usaha kecil atau senilai Rp 155,1 triliun pada 3,34 juta proyek.
Nilai investasi yang dilakukan pelaku usaha kecil mencapai Rp 123 triliun untuk 426.157 pelaku usaha. Mayoritas atau 82,5% dari investasi usaha mikro dan kecil dilakukan oleh pelaku pengusaha di bidang perdagangan dan jasa yang mencapai Rp 229,6 triliun.
"Pelaku UMK adalah bagian dari investor dan mereka sangat bagus sekali karena mempekerjakan orang-orang di desa. Tenaga kerja yang diserap juga banyak sampai sekitar 4 juta orang," katanya.