Alasan Pemerintah Hentikan Sementara Bansos Pangan Mulai Besok

Andi M. Arief
7 Februari 2024, 11:42
bansos, bansos pangan, pemilu
ANTARA FOTO/M Mardiansyah Al Afghani/sgd/foc.
Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Selasa (7/11/2023).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Badan Pangan Nasional atau Bapanas menghentikan sementara penyaluran bantuan sosial atau bansos pangan mulai 8 hingga 13 Februari 2023. Langkah tersebut bertujuan untuk pemutakhiran data dan menghormati Pemilu 2024.

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menekankan pemberhentian sementara bansos tersebut bukan bentuk politisasi. Sebab, program bantuan pangan telah direncanakan sejak lama dan tidak terkait Pemilu 2024.

"Penyaluran bantuan pangan yang sangat diperlukan masyarakat akan dimulai lagi pada 15 Februari 2024. Saya menegaskan, program ini sudah terencana sejak lama dan tidak terkait pemilu," kata Arief kepada Katadata.co.id, Rabu (7/2).

Sebagai informasi, Komisi Pemilihan Umum atau KPU mengatur masa kampanye untuk Pemilu 2024 berakhir akhir pekan ini, 10 Februari 2024. Setelahnya, pemilu akan memasuki masa tenang hingga 13 Februari 2024.

Bapanas telah meminta Perum Bulog untuk mengoptimalkan penyaluran bantuan pangan sebelum masa tenang dan setelah pemungutan suara. Arief mencatat beras bantuan pangan yang telah disalurkan sejak awal tahun hingga kemarin hampir 180 ribu ton. Angka tersebut lebih kecil dari volume penyaluran bantuan pangan per bulan sekitar 200 ribu ton.

Sebelumnya, Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengatakan bantuan pangan pada Januari 2024 belum berjalan penuh lantaran terkendala proses verifikasi. Penyaluran bantuan pangan akan tersalurkan seluruhnya paling lambat pada minggu kedua Februari 2024.

Pada saat yang sama, Bayu mendata volume beras program stabilitas pasokan harga pangan (SPHP) yang telah disalurkan naik 120% secara tahunan pada bulan ini. Berdasarkan data Bulog, volume beras SPHP yang sudah disalurkan mencapai 110 ribu ton pada 1 sampai 25 Januari 2024.

Penyaluran beras SPHP pada 2023 mencapai 80 ribu ton per bulan. "Jika bantuan pangan dan SPHP berjalan penuh akan mampu meredam kenaikan dan inflasi harga beras. Namun, penurunan harga sangat tergantung pada kondisi panen yang diperkirakan mulai meningkat pada Mei 2024," ujar Bayu.

Di sisi lain, dia mengakui bantuan pangan dan SPHP belum mampu menekan harga beras pada tahun lalu. Harganya tetap tinggi sepanjang kuartal terakhir tahun lalu.

Bapanas mendata tingkat konsumsi bulanan beras secara nasional adalah 2,54 juta ton. Sedangkan  produksi beras pada Januari 2024 diproyeksikan hanya 930 ribu ton atau susut 30,59% secara tahunan.

Reporter: Andi M. Arief
Editor: Sorta Tobing

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...