Jaga Ketahanan Pangan Lewat Diversifikasi Pangan

Muhammad Taufik
Oleh Muhammad Taufik - Tim Publikasi Katadata
5 Maret 2024, 17:51
Isu ketahanan pangan dalam Sesi Pangan IDE Katadata 2024
Katadata
Sesi Pangan IDE Katadata 2024
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Isu ketahanan pangan selalu menjadi perhatian besar pemerintah. Apalagi di tengah kenaikan harga bahan pokok akibat efek berantai Pandemi Covid-19, cuaca ekstrem, kenaikan suhu global, dan Perang Rusia-Ukraina, seperti beberapa bulan terakhir.

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi mengatakan strategi untuk mewujudkan ketahanan pangan perlu dilakukan dengan intervensi spesifik. Salah satunya melalui penganekaragaman pangan.

“Kita sudah punya program Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA). Jadi kalau boleh, kita jangan cuma mengejar swasembada padi, tapi swasembada karbo,” kata Arief dalam Indonesian Data Economic and Conference (IDE) Katadata 2024 yang digelar di Jakarta, Selasa (5/3).

Presiden Direktur ID Food Frans Marganda Tambunan mengatakan, saat ini perusahaannya tengah memprioritaskan distribusi 12 komoditas pangan strategis. Tetapi sebagai perusahaan holding BUMN pangan, ID Food juga memantau peluang diversifikasi pangan dari pemanfaatan lahan yang mereka kelola.

“Kita bisa mengembangkan produk alternatif seperti sorgum, kedelai, dari lahan yang kita kelola,” kata Frans dalam acara yang sama.

Sementara Direktur Utama PT Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi mengatakan, Pupuk Indonesia turut mendukung ketahanan pangan dengan menyiapkan produksi pupuk sesuai dengan daerah yang memiliki indeks pangan rendah. Ini dilakukan berdasarkan prinsip pemerataan.

“Permasalahan ketahanan pangan ini perlu kita tangani bersama-sama. Semua pemangku kepentingan perlu duduk bersama, dari hulu ke hilir,” ujar Rahmad.

Terkait pangan, saat ini Indonesia memiliki tiga beban malnutrisi. Sebanyak 1 dari 3 anak berusia di bawah 5 tahun mengalami stunting. Sementara itu, 1 dari 10 anak kekurangan berat badan dan 8 persen lainnya kelebihan berat badan.

Menurut Wakil Rektor bidang Non Akademik Universitas Insan Cita Indonesia (UICI) Lely Pelitasari Soebekti, masalah stunting juga berkaitan dengan soal akses dan sumber pangan di tengah masyarakat.

“Ini harus dikembalikan lagi pada prinsip partisipasi. Saya kira kuncinya ada pada ketersediaan pangan yang bisa diberikan kepada masyarakat.,” kata Lely di Indonesian Data Economic and Conference (IDE) Katadata 2024 yang digelar di Jakarta, Selasa (5/3).

Sementara Wakil Ketua Komite Tetap Ketahanan Pangan Kamar Dagang Industri (Kadin) Indonesia Harry Hanawi menyoroti soal data pangan. Ketersediaan data seharusnya menjadi dasar penyusunan kebijakan pangan, misal dalam hal keputusan mengimpor beras.

“Source data harus akurat. Jadi kalau perlu impor, harus dicek dulu data-datanya,” kata Harry.

IDE Katadata 2024 yang mengusung tema Navigating Tomorrow menghadirkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebagai global thinker.

IDE Katadata 2024 juga menampilkan format khusus yakni leadership roundtable forum dengan lima sesi berbeda yang mengangkat topik pangan, industri, digital, keuangan, dan energi. Masing-masing sesi digawangi oleh discussion leader yang berpengalaman di bidangnya.

Sejak diadakan pada 2019, forum ini berhasil menghadirkan pembicara berkualitas, di antaranya para menteri, pemimpin bisnis, dan pembicara internasional.

Isu mewujudkan ketahanan pangan Indonesia menjadi salah satu topik yang akan dibahas dalam Indonesia Data and Economic (IDE) Conference yang digelar Katadata Indonesia pada Selasa, 5 Maret 2024. Forum ini menghadirkan para pakar dan profesional sebagai pembicara untuk berbagi ide dan pengalaman dalam bagian membangun masa depan Indonesia yang lebih baik.

Pada sesi kedua yang bertajuk Food Security: Tasting the Future: Driving Sustainable Food Security, pembicara yang hadir antara lain; Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, Presiden Direktur Holding Pangan ID Food Frans Marganda Tambunan, Wakil Ketua Komite Tetap Ketahanan Pangan Kamar Dagang Industri (Kadin) Indonesia Harry Hanawi, Wakil Rektor bidang Non Akademik Universitas Insan Cita Indonesia (UICI) Lely Pelitasari Soebekti, President Direktur PT Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...