Konser Taylor Swift Bikin Gaduh Asean, Ini Penjelasan PM Singapura
Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong buka suara terkait lobi yang dilakukan pemerintahannya agar penyanyi asal Amerika Serikat Taylor Swift tak menggelar konser di negara Asia Tenggara lainnya. Lee menyebut, insentif yang mereka berikan kepada Taylor Swift tersebut bukan tindakan tidak bersahabat kepada para tetangganya.
"Kami memang menegosiasikan perjanjian dengan dia untuk datang ke Singapura dan dan menjadikan Singapura satu-satunya tempat persinggahannya di Asia Tenggara,” kata Lee pada konferensi pers di Melbourne, tempat dia menghadiri pertemuan puncak regional, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (6/3).
Ia mengatakan, kesepakatan ini ternyata sangat sukses dan dia tidak melihat langkah yang diambil sebagai tidakan yang tidak bersahabat kepada negara-negara tetangga.
Swift saat ini sedang menjalani enam konser yang terjual habis di Singapura, yang menjadi satu-satunya perhentiannya di Asia Tenggara.
Pemerintah Singapura sebelumnya mengatakan telah memberi Swift izin untuk konser di negara kota tersebut, tanpa menyebutkan ketentuan kesepakatannya.
Kesepakata Taylor Swift dengan Singapura sebenarnya membuat jengkel negara-negara lain di ASEAN. Perdana Menteri Thailand menyindir insentif yang diberikan Singapura agar Swift menjadikan negara tersebut satu-satunya penghentiannya di ASEAN.
Di sisi lain, seorang anggota parlemen Filipina mengatakan bahwa kebijakan yang ditembuh SIngapura bukanlah hal yang dilakukan oleh negara tetangga yang baik.
Dewan pariwisata dan kementerian kebudayaan Singapura pada bulan lalu sempat menjelaskan manfaat ekonomi yang didapat dari konser Swift di seluruh dunia karena popularitasnya. Mereka mengatakan kementerian telah bekerja sama dengan promotor konser AEG Presents agar Swift bisa tampil di Singapura.