Musim Paceklik Hantui Akhir Periode Jokowi, Ini Strategi Pemerintah

Muhamad Fajar Riyandanu
19 Maret 2024, 16:09
musim paceklik, jokowi
ANTARA FOTO/Aji Styawan/aww.
Ilustrasi. Pemerintah akan memasifkan pompanisasi di lahan seluas 1 juta hektar untuk menghadapi musim paceklik.
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Pemerintah menyiapkan sejumlah instrumen kebijakan ketahanan pangan untuk menghadapi musim paceklik pada Juni, Juli dan Oktober mendatang. Beragam kebijakan tersebut, terdiri dari pompanisasi 1 juta hektare lahan, penyediaan bibit unggul gratis kepada petani, hingga penambahan kuota pupuk bersubsidi.

Kebijakan ketahanan pangan ini dipetakan rapat internal antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju di Istana Merdeka Jakarta pada Selasa (19/3).

Sejumlah pejabat yang hadir di antaranya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dan Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menjelaskan, pemerintah akan memasifkan pompanisasi di lahan seluas 1 juta hektar. Ini terdiri dari  500.000 hektar lahan di Pulau Jawa dan 500.000 hektar di luar Pulau Jawa. Guna merealisasikan hal tersebut, pemerintah telah menyetujui anggaran biaya tambahan senilai Rp 5,8 triliun.

Amran menambahkan, pemerintah juga menyiapkan benih bibit unggul gratis kepada petani untuk komoditas pangan padi dan jagung. "Kurang lebih 2 juta hektare untuk padi dan 2 juta hektare untuk jagung," kata Amran saat ditemui usai rapat.

Penyaluran bibit unggul gratis ini diharap dapat mempertebal stok pangan domestik nantinya. Amran menyebut, produksi jagung nasional dalam tiga bulan pertama trus mengalami surplus sebanyak 1 juta ton. "Produksi jagung saat ini sudah naik, bahkan menurut BPS surplus Bulan Januari, Februari, Maret sebanyak 1 juta ton dibandingkan tahun sebelumnya," ujar Amran.

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan Jokowi telah menyetujui seluruh usulan kebijakan untuk menghadapi masa paceklik di Juni, Juli dan Oktober ini. Jokowi sebelumnya juga telah menyetujui usulan impor beras dalam upaya menghadapi masa paceklik. "Ada pompanisasi dan sebagainya. Pak Presiden sudah setuju dan diberikan arahan ke Menteri Pertanian," kata Arief.

Arief pada kesempatan yang sama juga menuturkan bahwa proyeksi panen padi Maret ini akan menyentuh 3,8 juta ton. Angka ini naik daripada estimasi awal di angka 3,5 juta ton. Kendati demikian, torehan panen raya bulan April diprediksi susut sebanyak 20.000 ton menjadi 4,9 juta ton karena dampak gagal panen akibat banjir yang merendam sawah seluas 17.000 hektar.

Guna menutup selisih tersebut, pemerintah telah mengunci komitmen dari sejumlah negara eksportir beras seperti Thailand, Vietnam, dan Kamboja. Adapun pemerintah telah mengimpor beras dari Kamboja sebanyak 22.500 ton."Total yang sudah masuk sekitar 1 juta ton dan akan masuk lagi dalam waktu dekat," ujar Arief.

Menurut Arief, Jokowi memerintahkan untuk meningkatkan stok beras domestik Bulog di atas 2 juta ton. Angka ini lebih tinggi 66% dari sebelumnya di level 1,2 juta ton. "Stok Bulog akan ditingkatkan dan dijaga di atas 2 juta ton," kata Arief.

Dirut Bulog Bayu Krisnamurthi mengatakan bahwa stok beras domestik pada pertengahan Februari berada di angka 1,18 juta ton. "Itu semua, termasuk yang premium," kata Bayu di Istana Merdeka Jakarta pada (12/2).

Ia menyebut, realisasi impor beras masih berada di kisaran 500 ribu ton dari alokasi 2 juta ton tahun ini. Bayu menjelaskan, impor beras selanjutnya akan masuk secara bertahap saat masa paceklik bulan Juni, Juli dan Oktober.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...