Meski Masih Masuk Panen Raya, Bulog akan Kembali Impor Beras Juni 2024

Andi M. Arief
1 April 2024, 12:45
impor beras, beras impor
ANTARA FOTO/Muhammad Izfaldi/hp
Ilustrasi. Bulog mencatat, stok CBP saat ini mencapai 1,02 juta ton.
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Perum Bulog berencana mengimpor beras pada Juni 2024 atau pada akhir masa panen raya. Hal ini seiring dengan kondisi neraca produksi yang diproyeksi kembali defisit pada Juni 2024. 

Direktur Utama Bulog Bayu Krisnamurthi optimistis dapat menjaga stok Cadangan Beras Pemerintah di rentang 1 juta sampai 1,2 juta. Untuk diketahui, pemerintah menugaskan Bulog untuk menjaga stok CBP sejumlah 1,2 juta ton setiap saat.

"Mudah-mudahan stok CBP pada Juni 2024 bisa dijaga. Pada Juni 2024 pasti masuk beras impor," kata Bulog di Gudang Bulog DKI Jakarta dan Banten, Senin (1/4).

Bayu mencatat, stok CBP saat ini mencapai 1,02 juta ton. Menurutnya, angka tersebut tidak akan berubah sepanjang kuartal kedua 2024. Walau demikian, angka tersebut lebih rendah daripada posisi awal Maret 2024 sebanyak 1,24 juta ton.

Berdasarkan paparan Bulog, ada tiga daerah dengan stok CBP terbanyak hingga awal Maret 2024, yakni Jawa Timur yang mencapai 363.523 ton, serta Banten dan DKI Jakarta sebanyak 207.452 ton. Mayoritas provinsi di Pulau Jawa memiliki stok CBP mencapai lebih dari 100.000 ton.

Di sisi lain, menurut dia,  ada sembilan daerah dengan stok CBP kurang dari 10.000 ton. Daerah dengan stok CBP terendah, yakni Bengkulu sebanyak 1.048 ton. Capaian tersebut diikuti oleh Kalimantan Tengah sebanyak 5.149 ton dan Nusa Tenggara Barat sejumlah 5.539 ton.

"Kami bisa melakukan pergerakan stok nasional dengan waktu yang relatif tidak lama atau paling lama 5-7 hari untuk bisa menjangkau seluruh Indonesia," kata Bayu dalam Rapat Koordinasi Pengamanan Pasokan dan Harga Pangan, Senin (4/3).

Bayu menjelaskan, besarnya stok CBP di DKI Jakarta dan Jawa Timur disebabkan oleh pelabuhan yang dapat menampung beras impor dengan volume tinggi. Pelabuhan yang dimaksud adalah Tanjung Priok di Jakarta dan Tanjung perak di Surabaya.

Ketua Umum Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia Sutarto Alimoeso sebelumnya mengatakan, penurunan harga GKP didorong oleh peningkatan panen gabah di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Harga GKP di kedua provinsi ini sebagian besar telah turun di bawah Rp 8.000 per kg.

"Oleh karena itu, harga beras mungkin akan turun mulai minggu depan. Namun, penuruannya tidak akan lebih dari 20% pada Maret-April 2024," kata Sutarto kepada Katadata.co.id, Rabu (21/2).

Sutarto memperkirakan, harga beras premium dapat turun di bawah Rp 13.000 per kg hingga April 2024. Namun, ia berpendapat harga beras premium tidak dapat turun sesuai dengan Harga  Eceran Tertinggi atau HET dalam waktu dekat.





Reporter: Andi M. Arief
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...