Bapanas Naikkan Harga Gabah yang Diserap Bulog jadi Rp 6.000/kg
Badan Pangan Nasional menaikkan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah kering panen (GKP) di tingkat petani untuk Perum Bulog dari Rp 5.000 menjadi menjadi Rp6.000 per kg.
“Mulai hari ini Rabu (3/4/2024) sampai 30 Juni 2024, kita putuskan adanya fleksibilitas HPP bagi Bulog. Ini agar Bulog dapat meningkatkan stok CBP (cadangan beras pemerintah) yang berasal dari produksi dalam negeri, jadi tidak hanya importasi saja,” kata Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi pada Rabu (3/4), seperti dikutip dari Antara.
Arief menyampaikan hal tersebut usai mendampingi Presiden Joko Widodo saat meninjau stok pangan dan bantuan pangan beras di Gudang Perum Bulog Pematang Kandis, Kecamatan Bangko, Kabupaten Merangin, Jambi.
Bapanas juga menetapkan HPP gabah kering giling (GKG) di gudang Perum Bulog yang sebelumnya Rp6.300 per kg mengalami fleksibilitas menjadi Rp7.400 per kg. Sementara HPP beras di gudang Perum Bulog dengan derajat sosoh minimal 95%, kadar air 14%, butir patah maksimal 20%, dan butir menir maksimal 2% yang sebelumnya dipatok Rp9.950 per kg difleksibelkan menjadi Rp11.000 per kg.
“Tentu dengan adanya fleksibilitas harga bagi Bulog ini akan menjadi safety net bagi para sedulur petani, agar harga dapat terjaga dengan baik. Tatkala produksi kian meningkat, tentu akan mempengaruhi harga,” ujar Arief.
Arief mengatakan bahwa hal itu sesuai arahan Presiden Joko Widodo untuk selalu mengingatkan bahwa saat panen raya padi, harga di tingkat petani tidak boleh jatuh terlalu dalam. Pemerintah melalui Perum Bulog akan menyerap produksi dalam negeri sebagai stok CBP.
Menurut Arief, fleksibilitas perlu diterapkan agar dapat terus menjaga harga yang baik dan wajar di tingkat produsen. Felsibilitas ini juga menimbang rata-rata harga di pasar telah berada di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah dan beras sebagaimana Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan) Nomor 6 Tahun 2023 tentang Harga Pembelian Pemerintah dan Rafaksi Harga Gabah dan Beras.
Di sisi lain, Arief memperkirakan potensi luar panen padi pada Maret mencapai 1,247 juta hektar atau setara dengan beras sebanyak 3,83 juta ton. Hal ini sebagaimana kerangka sampel area (KSA) yang disusun oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
Sementara potensi luas panen padi di April 2024 diperkirakan mencapai 1,587 juta hektare atau setara beras 4,90 juta ton. Pada Mei 2024 potensi luas panen padi sebesar 1,172 juta hektar atau setara beras 3,35 juta ton. Dengan itu, total produksi beras dari Maret sampai Mei dapat mencapai 12,08 juta ton.
“Panennya sudah banyak dan cukup besar, sehingga harga GKP yang tadinya sempat di atas Rp 8.000 per kg, saat ini sudah mulai menurun. Sekarang tantangan bagi kita adalah bagaimana upaya menjaga harga di tingkat petani," kata Arief.