Panen Raya, Beras Bansos 10 Kg akan Gunakan Produksi Lokal
Pemerintah akan menyalurkan bantuan sosial pangan beras 10 kg kepada 22 juga penerima manfaat hinga Juni 2024. Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo optimistis penyaluran bansos akan menggunakan beras produksi domestik seiring mulai masuknya masa panen raya.
“Kami telah memerintahkan Bulog untuk menyerap produksi dalam negeri, karena sekarang waktunya kita menyerap, sehingga nanti bantuan pangan beras dan program SPHP (stabilisasi pasokan dan harga pangan) itu bisa mulai menggunakan beras dari produksi dalam negeri kembali,” kata Arief dalam keterangan di Jakarta, Jumat (5/4).
Arief menyampaikan bahwa hasil panen raya sudah banyak. Hasil panen padi tercatat sekitar 3,8 juta ton pada Maret dan diprediksi mencapai 4,9 juta tol pada April. Potensi tersebut menurut Arief, bisa menjadi stok pangan dalam negeri untuk menyuplai kebutuhan pangan masyarakat.
Di sisi lain, menurut Arief, pihaknya perlu memastikan agar harga pembelian pemerintah (HPP) gabah kering panen (GKP) di tingkat petani tidak turun drastis selama masa panen. Salah satu langkah yang dilakukan Bapanas untuk menjaga harga gabah di tingkat petani adalah dengan memberlakukan fleksibilitas kepada Perum Bulog untuk HPP gabah kering panen menjadi Rp6.000 per kilogram (kg) dari yang sebelumnya Rp5.000 per kg.
Lebih lanjut Arief menyampaikan bantuan pangan beras menjadi salah satu program pemerintah untuk menjaga daya beli masyarakat dan menekan inflasi, utamanya inflasi beras.
“Untuk itu, penyaluran banpang (bantuan pangan) beras kepada 22 juta keluarga penerima manfaat (KPM) ke seluruh penjuru Indonesia, selalu menjadi perhatian Presiden Joko Widodo dalam setiap kunjungan kerja ke daerah,” tutur Arief.
Bapanas mencatat realisasi penyaluran bantuan sosial pangan beras 10 kg per 3 April 2024 secara nasional telah mencapai 641 ribu ton untuk penyaluran periode pertama selama Januari-Maret 2024.