Mendag Zulkifli Tinjau Pasar Palmerah: Harga Daging Ayam Terlalu Murah
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menemukan sebagian harga bahan pangan mulai menurun. Namun, Zulkifli menilai masih ada bahan pangan yang terlalu mahal di Pasar Palmerah.
Zulkifli menemukan harga daging ayam ras di Pasar Palmerah hanya Rp 29.000 per kilogram pagi ini, Selasa (30/4). Angka tersebut jauh di bawah rata-rata harga daging ayam ras di DKI Jakarta berdasarkan data Badan Pangan Nasional yang mencapai Rp 38.270 per kg kemarin, Senin (29/4).
"Harga daging ayam ras tidak pernah seperti itu, terlalu murah," kata Zulkifli di Pasar Palmerah, Selasa (30/4).
Ia mencatat, harga beberapa bahan pangan yang turun di Pasar Palmerah, yakni bawang merah menjadi Rp 65.000 per kg, beras medium menjadi Rp 12.000 per kg,dan cabai menjadi Rp 60.000 per kg.
Walau demikian, Zulkifli mengingatkan penurunan harga harus tetap terukur agar petani maupun peternak di tingkat hulu tidak merugi. "Kalau harga pangan di tingkat konsumen terlalu murah, petani bisa bangkrut," ujarnya.
Sementara itu, Zulkifli mencatat, harga telur ayam di Pasar Palmerah Rp 29.000 per kg atau sesuai dengan Harga Acuan Pemerintah atau HAP telur ayam senilai Rp 27.000 per kg.
Bapanas mendata rata-rata harga telur ayam di DKI Jakarta adalah Rp 28.470 per kg kemarin, Senin (29/4). Walau demikian, harga telur ayam di Pasar Palmerah telah lebih tinggi dari rata-rata harga di Jakarta Pusat senilai Rp 27.000 per kg.
Ketua Umum PAN ini juga mencatat harga gula konsumsi turun dari Rp 20.000 per kg menjadi Rp 16.000 per kg pagi ini, Selasa (30/4). Zulkifli menilai harga gula konsumsi tersebut masih mahal.
Meski demikian, harga gula konsumsi yang ditemukan Zulkifli di Pasar Palmerah telah lebih rendah dari rata-rata harga di Jakarta Pusat senilai Rp 17.000 per kg kemarin, Senin (29/4). Rata-rata harga gula konsumsi di DKI Jakarta mencapai Rp 20.000 per kg.
Badan Pangan Nasional merelaksasi HAP gula menjadi Rp 17.500 per kilogram hingga 31 Mei 2024. Langkah tersebut dilakukan agar BUMN Pangan dapat menyerap gula selama musim giling nasional bulan depan.
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengakui, penyesuaian HAP gula salah satunya didorong oleh kenaikan harga gula global. Walau demikian, Arief berpendapat peningkatan harga tersebut menjadi peluang pemerintah untuk menyerap gula di dalam negeri.
"Jangan sampai saat teman-teman Kementerian Pertanian dan petani sudah memproduksi gula di dalam negeri dan tidak diserap," kata Arief di Kompleks Kementerian Pertanian, Kamis (18/4).
Arief menyampaikan, relaksasi HAP Gula mulai berlaku pada 5 April 2024 melalui Surat Edaran Bapanas No. 296 Tahun 2024 tentang Penyesuaian Harga Gula Konsumsi di Tingkat Konsumen. Surat tersebut mengatur harga gula di tingkat konsumen adalah Rp 17.500 per kg dan senilai Rp 18.500 khusus di bagian timur Indonesia.
HAP gula konsumsi dalam kondisi normal adalah Rp 16.000 per kg di tingkat konsumen. Surat Edaran tersebut menyampaikan pertimbangan utama relaksasi HAP gula konsumsi saat ini adalah tingginya harga gula konsumsi atau hingga Rp 18.000 per kg di pasar.