SSIA Lakukan Perjanjian Pengalihan Saham Anak Usaha Senilai Rp3,1 T

Image title
Oleh Tim Publikasi Katadata - Anshar Dwi Wibowo
16 Mei 2024, 21:03
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (tengah) berbincang dengan President Director PT Surya Semesta Internusa Tbk Johannes Suriadjaja (ketiga kanan), Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat Herawanto (kanan), Bupati Majalengka Karna Sobahi (ketig
ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/hp.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (tengah) berbincang dengan President Director PT Surya Semesta Internusa Tbk Johannes Suriadjaja (ketiga kanan), Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat Herawanto (kanan), Bupati Majalengka Karna Sobahi (ketiga kiri) dan beberapa perwakilan Kepala Daerah saat pembukaan West Java Investment Summit 2020 di Bandung, Jawa Barat, Senin (16/11/2020).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Dalam rangka pengembangan bisnis, PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) dengan PT Anarawata Puspa Utama (APU) menandatangani Perjanjian Pengikatan Jual Beli Saham dan Pengambilan Saham-saham Baru atas perusahaan anak PT Suryacipta Swadaya (SCS) pada Senin (13/5/2024).

SSIA dan APU menyepakati rencana transaksi dengan total nilai mencapai Rp3,1 triliun dalam bentuk pengambilalihan 55.808.781 saham SCS milik SSIA senilai Rp169,8 miliar. Selain itu pengambilan seluruh saham baru yang akan diterbitkan SCS sejumlah 962.701.486 saham dengan nilai Rp2,9 triliun oleh APU.

Setelah dilakukannya rencana transaksi, SCS masih akan tetap menjadi perusahaan anak yang terkonsolidasi pada SSIA, dimana SSIA akan memiliki 1.771.928.821 saham pada SCS atau mewakili 63,5% dari seluruh modal yang telah ditempatkan dan disetor penuh dalam SCS.

Sebagai tindak lanjut, Perseroan akan meminta persetujuan pemegang saham atas rencana transaksi ini melalui rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) SSIA yang akan diselenggarakan pada 21 Juni 2024.

Presiden Direktur PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) Johannes Suriadjaja mengatakan, perusahaan terus fokus mengembangkan bisnis SSIA guna mewujudkan visi “building a better Indonesia”. 

“Salah satu strategi kami dalam mengembangkan bisnis adalah dengan menggandeng investor strategis yang memiliki visi dan tujuan yang sama. Kami sangat senang dapat bermitra dengan APU dan kami optimistis hal ini dapat membawa SSIA menjadi lebih besar dan lebih banyak membawa manfaat bagi shareholder dan stakeholder kami,” katanya.

Johannes menambahkan, dengan adanya investor strategis melalui rencana transaksi ini akan semakin memperkuat struktur permodalan SCS dengan mengurangi hutang bank dan secara tidak langsung mengurangi biaya bunga serta menambah ekuitas yang akan membuat SCS menjadi lebih kompetitif. 

Menurutnya, dengan adanya tambahan dana dari Investor Strategis, SCS akan lebih cepat dalam pengembangan Kawasan Industri Subang Smartpolitan sehingga akan lebih menarik bagi para calon pembeli.

Saat ini, kinerja Perseroan menunjukkan performa yang prima. Tiga bisnis utama SSIA diperkirakan akan berkinerja sangat baik pada tahun ini, khususnya dalam penjualan lahan Industri yang menunjukkan siklus naik seperti tahun 2010-2011. 

SSIA melihat minat yang luar biasa dari investor terutama dari China untuk menanamkan investasi di Suryacipta City of Industry, Karawang serta Subang Smartpolitan.

Buktinya, pada 30 April 2024, salah satu pelopor global dalam industri kendaraan listrik (EV) yaitu BYD telah menjadi salah satu tenant utama Subang Smartpolitan. Saat ini, BYD menjadi penyewa terbesar pertama Subang Smartpolitan dengan menempati area lebih dari 108 hektar. 

Pendirian pabrik EV oleh BYD di Subang Smartpolitan sendiri menandai langkah penting dalam mendorong mobilitas berkelanjutan di Indonesia dan kawasan Asia Tenggara.

Sementara di Suryacipta City of Industry, Karawang, perusahaan motor listrik nomor 1 di Tiongkok PT Yadea Teknologi Indonesia telah melakukan groundbreaking pabrik manufakturnya pada Senin, 13 Mei 2024 silam. 

Pabrik manufaktur Yadea di Suryacipta yang berdiri di area seluas 27 Ha ini akan menjadi pabrik terbesarnya di Asia Tenggara dan merupakan pabrik Yadea kedelapan secara global.

Perkembangan positif ini mendorong Perseroan untuk menaikkan target penjualan pemasaran FY24 untuk Suryacipta City of Industry Karawang dan Subang Smartpolitan dari 65 hektar menjadi 184 hektar atau setara Rp2,2 triliun.

Besarnya minat investor untuk masuk ke Suryacipta City of Industry Karawang dan Subang Smartpolitan berdampak positif pada kinerja PT Suryacipta Swadaya (SCS) pula. 

Pada kuartal I 2024, SCS melaporkan pendapatan sebesar Rp146,8 miliar, naik 85,8% dari Rp79,0 miliar pada 1Q23. Kenaikan pendapatan terutama disebabkan oleh adanya peningkatan penjualan tanah yang tercatat yaitu sebesar 1.192,2% (Rp67,6 miliar pada 1Q24 vs Rp5,2 miliar pada 1Q23).

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...