Setelah Starlink, Elon Musk Jajaki Sejumlah Investasi Lain di RI

Tia Dwitiani Komalasari
21 Mei 2024, 07:57
CEO Tesla dan SpaceX, Elon Musk, memberikan pidato di Konferensi Tingkat Tinggi World Water Forum (WWF) ke-10, Senin (20/5).
Media Centre World Water Forum ke-10
CEO Tesla dan SpaceX, Elon Musk, memberikan pidato di Konferensi Tingkat Tinggi World Water Forum (WWF) ke-10, Senin (20/5).
Button AI Summarize

CEO Tesla sekaligus SpaceX, Elon Musk, masih menjajaki sejumlah proyek investasi lain di Indonesia. Hal itu dilakukan setelah sebelumnya meresmikan Starlink di sela perhelatan Wordl Water Forum (WWF) ke-10 di Denpasar Bali.

Setelah pembukaan KTT WWF ke-10, Senin (20/5), Elon Musk melakukan pertemuan khusus dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dalam pertemuan tersebut, Jokowi mengundang Musk untuk mengembangkan lebih lanjut investasinya di Indonesia, yang mencakup perusahaan-perusahaan seperti SpaceX, Tesla, Neuralink, dan Boring.

Jokowi mengatakan pada Musk bahwa Indonesia saat ini sedang menjalani percepatan transformasi digital nasional dan membuka banyak potensi investasi di sektor infrastruktur, teknologi pemerintahan, ekonomi digital, dan masyarakat digital.

"Oleh karena itu, kami mengapresiasi dan terus mendorong pengembangan investasi perusahaan SpaceX, Tesla, Neuralink, dan Boring di Indonesia,” ujar Jokowi, dikutip Selasa (21/5).

Jokowi juga berharap kerja sama Starlink yang telah berjalan dapat bersinergi dengan penyedia internet di Indonesia. Dengan demikian, mereka bisa menyediakan akses internet yang terjangkau, mengutamakan perlindungan konsumen, memberikan harga yang lebih murah untuk penggunaan layanan publik termasuk di puskesmas hingga sekolah terpencil di Indonesia.

Elon Musk, dalam tanggapannya, menyatakan kehormatannya bisa berpartisipasi dalam forum tersebut dan merasa senang bisa berada di Bali. "Kami berharap dapat menyediakan konektivitas Starlink untuk mendukung fasilitas pendidikan dan kesehatan di Indonesia,” kata Musk.

Masih Enggan Investasi Tesla

Namun demikian, Elon Musk, masih enggan membangun pabrik mobil listrik Tesla di Indonesia. Hal itu diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, di sela perhelatan World Water Forum (WWF) ke 10, Senin malam (21/5). 

Luhut mengatakan, terdapat sejumlah investasi yang akan dijajaki Elon Musk yaitu di sektor baterai hingga Pusat Kecerdasan Buatan. Namun demikian, Elon Musk masih enggan untuk membangun pabrik mobil listrik di Indonesia.

Menurut Luhut, keputusan tersebut dipengaruhi oleh kondisi pasar Tesla yang masih anjlok di berbagai negara di dunia. Hal itu mengakibatkan produksi Tesla masih oversupply atau kelebihan pasokan. 

Luhut mengatakan, Elon Musk bahkan harus mengurangi produksi di sejumlah pabriknya di Cina, Meksiko, dan Jerman. Dengan demikian, Elon Musk masih melihat kondisi pasar terlebih dahulu untuk kembali ekspansi membangun pabrik di seluruh dunia.

"Jika pasar lebih tenang, saya kira nanti Indonesia bisa jadi alternatif yang sangat baik," kata Luhut.

Menurut laporan Clean Technica, volume penjualan mobil listrik secara global mencapai 830,78 ribu unit pada Februari 2024, turun 6% dibanding setahun lalu (year-on-year/yoy).

Pada Februari 2024 Tesla Model Y menjadi mobil listrik terlaris dengan penjualan 78.119 unit, setara 9,4% dari total penjualan global.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...