Pembahasan Dana Abadi Pariwisata Masih Alot, Kapan Bisa Terbentuk?
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga S Uno mengatakan pendanaan Indonesia Tourism Fund belum mencapai kata sepakat. Namun Sandiaga optimistis dana abadi pariwisata tersebut akan terbit sebelum Oktober 2024.
Sandiaga mengatakan ITF akan terbit pada Juli-September 2024, namun dana tersebut baru akan operasional pada tahun depan. Menurutnya, sejauh ini ada tiga pilihan dalam memilih sumber dana ITF.
"Saya yakin dalam masa sisa pemerintahan kita ini IT bisa terbit dan jadi legacy sebelum akhir pemerintahan Pak Joko Widodo," kata Sandiaga di kantornya, Senin (3/6).
Sandiaga menyampaikan pilihan pertama pendanaan ITF dibebankan pada tiket pesawat. Sandiaga tidak menjelaskan lebih lanjut siapa pihak yang menyarankan opsi tersebut. Namun ia bersama Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menolak ide tersebut karena dinilai melanggar aturan.
Kedua, pendanaan ITF berasal dari anggaran negara. Sandiaga mengatakan pilihan tersebut dilayangkan oleh kantornya. Terakhir, campuran antara pilihan pertama dan kedua.
Sandiaga menjelaskan pilihan ketiga membutuhkan partisipasi dari pelaku industri, pemerintah, dan wisatawan. "Seperti arahan Pak Jokowi, dana pariwisata ini senilai Rp 2 triliun, namun kantung mana yang akan menjadi sumber pendanaan masih dalam pembahasan," ujarnya.
Iuran pariwisata tersebut akan digunakan untuk mendorong pariwisata berkualitas dan berkelanjutan. Sebelumnya, Sandiaga menyampaikan iuran pariwisata tidak dibebankan ke wisatawan untuk menjaga kontribusi sektor pariwisata ke pendapatan negara.
Sandi mengatakan tujuan pengoperasian ITF adalah mempromosikan industri pariwisata nasional. Dana tersebut bertujuan meningkatkan citra nasional dan menyelenggarakan kegiatan berkelas dunia.
"Mudah-mudahan ITF ini bisa segera dirampungkan, mudah-mudahan sebelum Lebaran 2024," kata Sandiaga di Hotel Fairmont Jakarta, Kamis (14/3).
Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Haryadi Sukamdani mengatakan titik kritis industri pariwisata nasional saat ini adalah promosi. Oleh karena itu, Haryadi menilai ITF dapat meningkatkan anggaran promosi pariwisata di dalam negeri.