Wall Street Bergerak Fluktuatif Jelang Laporan Data Gaji Amerika

Ringkasan
- Partai Golkar menyatakan kesediaannya untuk menerima Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi), dan keluarganya jika mereka ingin bergabung, menekankan sikap terbuka partai terhadap individu yang berkeinginan untuk berkontribusi.
- Tidak ada konfirmasi atau informasi lebih lanjut mengenai kepindahan Jokowi ke Partai Golkar, dengan para kader Golkar saat ini fokus pada persiapan perayaan HUT ke-60 partai.
- Sekretaris Jenderal Partai Golkar, Muhammad Sarmuji, juga menyambut kemungkinan bergabungnya Jokowi dengan Golkar, sambil menekankan bahwa siapapun yang berkomitmen pada Pancasila dan UUD 1945 diterima, termasuk Jokowi dan keluarganya.

Indeks bursa Amerika Serikat (AS), Wall Street bergerak fluktuatif pada perdagangan Kamis (6/6). S&P 500 melemah setelah mencapai level tertinggi intraday sepanjang masa sehari sebelumnya.
S&P 500 ditutup turun 0,02% di level 5.352,96, demikian pula dengan Nasdaq Composite sebesar 0,09% menjadi 17.173,12. Sebaliknya, Dow Jones Industrial Average naik 78,84 poin atau 0,20% untuk mengakhiri sesi di 38.886,17.
Saham Lululemon melonjak 4,8% karena kinerja kuartal pertama fiskal yang melampaui ekspektasi. Namun, saham Five Below merosot 10,6% akibat hasil dan panduan yang mengecewakan. Saham Nvidia juga turun 1,1%, setelah sebelumnya mencapai rekor tertinggi di awal pekan.
Pergerakan tersebut terjadi di tengah penantian investor Wall Street terhadap laporan gaji nonpertanian atau nonfarm payrolls Mei yang akan dirilis pada Jumat (7/6). Investor juga tengah mencari tanda-tanda melemahnya pasar tenaga kerja yang mendukung The Federal Reserve untuk menurunkan suku bunga. Para ekonom yang disurvei Dow Jones juga memperkirakan adanya kenaikan sebesar 190.000 pekerjaan.
Analis Strategi Investasi di Baird Ross Mayfield menyatakan, pasar masih melihat ekonomi dalam kondisi baik dan tidak menunjukkan tanda-tanda resesi. Namun, ia khawatir bahwa THe Federal Reserve mungkin akan mempertahankan kebijakan yang terlalu ketat untuk waktu terlalu lama.
“Dan momentum pendinginan pasar tenaga kerja akan sulit dihentikan begitu dimulai,” kata Mayfield dikutip CNBC, Jumat (7/6).
Laporan ekonomi AS yang dinantikan oleh para pedagang dan pelaku pasar itu muncul setelah Bank Sentral Eropa memangkas suku bunga untuk pertama kalinya sejak 2019. Hal itu menekan The Federal Reserve untuk melonggarkan kebijakannya yang dianggap terlalu ketat.
The Fed akan memutuskan suku bunga minggu depan. Bank Sentral kemungkinan mempertahankan suku bunga meskipun spekulasi mengenai pemotongan suku bunga pada bulan September meningkat.