SKK Migas: Cina Tertarik Garap Sumur Migas Tua di RI dengan EOR

Mela Syaharani
7 Juni 2024, 09:46
migas, lapangan migas, pertamina
ANTARA FOTO/Dedhez Anggara/tom.
Ilustrasi. SKK Migas melaporkan, Indonesia memiliki 950 juta stock tank barrels (mmstb) potensi EOR
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyebut, Cina tertarik untuk menggarap sumur-sumur migas berusia tua di Indonesia dengan metode Enhanced Oil Recovery (EOR). EOR merupakan metode yang umumnya diterapkan pada lapangan migas tua untuk mendapatkan minyak tahap lanjut dengan cara menambahkan energi berupa material atau fluida khusus yang tidak terdapat dalam reservoir minyak. 

“Dalam perjalanan ke Cina kemarin, kami melihat bahwa mereka sudah cukup lama menerapkan teknologi tersebut. Di Indonesia hasil penerapan EOR baru menambah 30% produksi dan cadangan Migas, kalau di Cina sudah menuju 50%,” kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto di Gedung DPR RI pada Kamis (6/6).

EOR umumnya diterapkan untuk mengambil minyak tersisa yang tidak dapat diproduksikan dengan metode perolehan primer dan sekunder atau water flooding. Beberapa teknik EOR yang banyak dikenal hingga saat ini adalah injeksi uap panas (steam flooding), injeksi kimia (chemical flooding), dan injeksi gas (gas flooding).

“Kalau EOR itu kan, apalagi chemical EOR itu kan menambah produksi karena recovery-nya lebih tinggi ya. Jadi makanya akan ada tambahan cadangan dan tambahan produksi. Mereka menawarkan teknologi yang telah mereka kembangkan di sana, dipraktikkan disini,” ujarnya.

SKK Migas melaporkan, Indonesia memiliki 950 juta stock tank barrels (mmstb) potensi EOR. Dwi menyebut jumlah tersebut berasal dari 12 lokasi proyek yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

“Ini sangat berarti, oleh karena itu kalau dilihat dari grafik bahwa waterflood dan EOR ini areanya cukup luas karena dihitung dari angka potensi ini,” kata Dwi dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VII DPR RI pada Kamis (6/6). 

SKK Migas menyebutkan bahwa EOR merupakan salah satu upaya yang diharapkan dapat meningkatkan produksi migas nasional. Berdasarkan paparan SKK Migas, berikut 12 proyek yang memiliki potensi penerapan EOR:

  • Pertamina Hulu Rokan pada Sumur Minas-A (ASP) 2.3 mmstb, Minas-B,C,D,E (ASP) 0,3 mmstb, Minas-D Stage-1(P) dengan potensi 505 mmstb
  • Pertamina Hulu Rokan pada Rantaubais (Steam) 86.22 mmstb
  • Pertamina Hulu Energi Siak pada Batang (Steam) Stage-1 2.2 mmstb
  • BSP pada Pedada (SP) 27.51 mmstb
  • Petrochina pada Gemah (CO2) 7.65 mmstb
  • Pertamina EP pada Ramba (CO2) 53.9 mmstb
  • Pertamina Hulu Energi OSES pada Rama (SP) 43.3 mmstb
  • Pertamina Hulu Energi ONWJ pada E-Main (SP) 17.80 mmstb, Zulu (P) 29.10 mmstb
  • Pertamina EP di lapangan Sukowati (CO2) 65.3 mmstb
  • Petrogas pada Walio (SP) 2.3 mmstb
  • Pertamina Hulu Mahakam pada Handil (SP) 64.9 mmstb
  • Pertamina EP pada Tanjung (P/ASP) 53.1 mmstb

Reporter: Mela Syaharani
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...