Indonesia Shopping Festival 2024 akan Digelar di 400 Mal, Diskon hingga 79%
Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia atau APPBI akan menggelar Indonesia Shopping Festival 2024 pada 8-19 Agustus 2024. Sebanyak 400 mal akan ikut serta dalam gelaran ini dengan tawaran diskon hingga 79%.
Ketua Umum APPBI Alphonzus Widjaja mengatakan, ISF 2024 diharapkan membantu penjualan UMKM di tengah pelemahan daya beli masyarakat dengan mengikuti ISF 2024. Ajang ini diprediksi dapat menarik 100 juta orang selama 12 hari.
"Ini salah satu peluang untuk bisa mendorong penjualan produk dalam negeri, khususnya produk buatan UMKM, untuk bisa mendapatkan transaksi penjualan lebih banyak," kata Alphonzus di Kementerian Perdagangan, Selasa (30/7).
Alphonzus menyampaikan, mayoritas atau sekitar 80% penyewa ruang mal saat ini adalah UMKM. Sementar itu, perusahaan besar yang berada di dalam mal hanya sekitar 20% dari total ruang yang ada di dalam mal.
Mal yang khusus menyasar konsumen kelas atas hanya mencapai 5% dari total mal nasional. Sementara itu, mal kelas menengah mencapai 35% dan mal kelas bawah mencapai 60% dari total mal.
Alphonzus menghitung, mal yang khusus menjual produk lokal dan mengkhususkan UMKM mencapai 80% dari total mal di dalam negeri. "Sementari itu mal yang menargetkan kelas atas betul-betul didominasi produk impor," katanya.
Ia pun telah mengarahkan anggotanya untuk mengoptimalkan casual leasing selama ISF 2024. Casual leasing adalah ruang sementara bagi toko di dalam mal yang umumnya hanya terjadi pada periode tertentu.
Dengan demikian, Alphonzus memproyeksikan mal-mal di dalam negeri akan dipenuhi penyewa selama 12 hari ISF berlangsung. Nantinya, setiap mal akan mengadakan bazar dan pameran yang notabenenya diisi oleh pelaku UMKM pada 8-19 Agustus 2024.
Alphonzus mengatakan, tema utama ISF 2024 adalah pesta rakyat menyambut Hari Kemerdekaan ke-79. ISF 2024 akan dipenuhi dengan diskon spesial hingga 79% selama 12 hari tersebut.
Menurut dia, ISF 2024 akan memberikan pengalaman belanja kepada konsumen. Hal tersebut sesuai dengan perubahan tren belanja di mal pada tahun ini, yakni mengutamakan pengalaman dibandingkan transaksi.
Alphonzus mengatakan, peritel yang tidak menawarkan pengalaman unik saat berbelanja akan ditinggalkan oleh pelanggan secara perlahan. Sebab, peritel tersebut akhirnya harus bersaing langsung dengan lokapasar.
"Konsumen kini semakin menuntut bahwa berbelanja bukan hanya sekedar berbelanja, tapi harus disertai pengalaman," katanya.