Menkeu Investigasi Jatuhnya PMI Manufaktur, Ini Komentar Kemenperin

Rahayu Subekti
7 Agustus 2024, 18:47
pmi manufaktur, kemenpern, indeks pmi, industri
ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/nz.
Sejumlah pekerja menyelesaikan pembuatan pakaian di salah satu pabrik garmen di Banjarnegara, Jawa Tengah, Senin (15/1/2023).
Button AI Summarize

Kementerian Keuangan menyatakan akan menginvestigasi penyebab anjloknya indeks kinerja manufaktur atau Purchasing Managers Index (PMI) Indonesia, dari sisi permintaan.

Kementerian Perindustrian atau Kemenperin buka suara mengenai upaya pemerintah yang akan menginvestigasi penyebab anjloknya PMI Indonesia. “Mengapa setelah industri mati baru diinvestigasi?” kata Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arif saat ditemui di Jakarta, Rabu (7/8).

Di sisi lain, saat ini Kemenperin masih menunggu data lengkap berkaitan isi kontainer yang tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok, Pelabuhan Tanjung Perak, dan Pelabuhan Belawan.

Diketahui sebanyak 26.415 kontainer tertahan di pelabuhan namun Ditjen Bea dan Cukai Kementerian Keuangan belum melaporkan isi dari kontainer tersebut secara lengkap. Febri menyatakan Kemenperin membutuhkan data tersebut secepatnya di tengah kondisi sektor industri saat ini.

“Iklim industri sekarang tidak sedang baik-baik saja. Lihat saja, indeks kepercayaan industri (IKI) dan PMI dua bulan terakhir. Kita nggak tahu nih bulan ini seperti apa,” ujar Febri.

Untuk itu, Febri meminta data lengkap tersebut agar Kemenperin dapat memitigasi. Terlebih saat ini muncul data PMI manufaktur Indonesia yang ternyata pada Juli 2024 terkontraksi 1,4 poin secara bulanan menjadi 49,3 dari 50,9 pada Juni 2024.

“Data ini untuk memitigasi dimana sih barangnya, barangnya barang apa, yang banjir di mana? Supaya kita bisa treatment sektornya. Misalnya kalau sudah terlalu banjir kalau ada permohonan persetujuan teknis atau pertek kita bisa tahan dulu,” kata Febri.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati akan melakukan investigasi terkait penyebab turunnya data PMI Indonesia dari sisi permintaan.

“Ada beberapa faktor yang kita identifikasi dan tentu ini akan terus memacu kita untuk membuat langkah-langkah korektif agar kemudian menjadi baik,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Jumat (2/8).

Sri Mulyani menjelaskan, permintaan produk manufaktur dalam negeri menunjukkan tren penurunan khususnya pada barang konsumsi. Dia memperkirakan penurunan itu bisa saja disebabkan oleh pelemahan secara musiman atau adanya kompetisi dengan produk-produk impor.

“Yang menyebabkan penurunan adalah permintaan baru, yaitu artinya demand side. Jadi barang-barang manufacturing itu mengalami moderasi, berarti sisi demand,” ujar Sri Mulyani.

Selain penurunan permintaan dari sisi domestik, ada kemungkinan bisa dari sisi ekspor. Di luar negeri, lanjut dia, juga terdapat permintaan yang melemah khususnya dari Amerika Serikat (AS).

Reporter: Rahayu Subekti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...