Pemerintah sebut Hilirisasi akan Genjot Pemerataan Ekonomi Wilayah Pertambangan

Mela Syaharani
9 Agustus 2024, 08:26
hilirisasi, tambang, katadata safe
ANTARA FOTO/Andry Denisah/YU/Spt.
Foto udara lokasi smelter nikel milik PT Antam Tbk di Kecamatan Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, Jumat (10/5/2024).
Button AI Summarize

Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi mengatakan bahwa kegiatan hilirisasi pertambangan menciptakan peluang tenaga kerja baru di wilayah sekitar.

Asisten Deputi Pertambangan Kemenko Marves, Tubagus Nugraha mengatakan hilirisasi merupakan upaya pemerintah melakukan pemerataan ekonomi di wilayah sekitar tambang.

“Hilirisasi kita membentuk pertumbuhan ekonomi yang menyerap banyak tenaga kerja baru yang awalnya berprofesi sebagai pemetik kelapa atau serabutan, kemudian menjadi pekerja di industri,” kata Tubagus dalam acara Sustainability Action for the Future Economy atau Katadata SAFE 2024 di Grand Ballroom Hotel Kempinski, Kamis (8/8).

Dia mengatakan peralihan pekerjaan ini akan meningkatkan pendapatan bagi rumah tangga. Sehingga menurutnya hilirisasi adalah jalan keluar bagi Indonesia untuk lepas dari jerat kemiskinan karena kekayaan sumber daya alam tak bisa dioptimalkan. 

“Kita harus bergerak dan meningkatkan kapasitas untuk mengolah serta melakukan industrialisasi dalam negeri, supaya nilai tambah yang dihasilkan jauh lebih tinggi,” ujarnya.

Tubagus menjelaskan, industrialisasi ini dapat menyokong pembangunan Indonesia dengan peningkatan GDP yang diiringi oleh peningkatan investasi.

Sebelumnya, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mencatat kinerja industri logam tumbuh lebih kencang dibandingkan sektor-sektor lain. Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengklaim, pertumbuhan industri logam dasar didorong oleh hilirisasi. 

"Industri logam pada kuartal pertama tumbuh 11-18%, jauh di atas pertumbuhan sektor lain. Ekspor logam meningkat dari 8,74% menjadi 16,74%. Tentu capaian ini tidak lepas dari hilirisasi," ujar Airlangga di Jakarta, Rabu (10/7).   

Airlangga juga memberikan catatan terkait kemajuan saudara industri dari konstruksi baja ini. Ia menyebut Indonesia telah berhasil mengekspor 130 turbin angin ke New York, Amerika Serikat. 

"Itu the first wind turbine yang akan dipasang di utara Long Island 15 sampai 20 mil, dengan kapasitas yang direncanakan sebesar sekitar 2,1 gigawatt. Jadi ini sebuah terobosan juga dipasangnya di laut dan buatan fabrikasi Indonesia di Batam." kata dia.  

Ia mengatakan, ekspor dalam bentuk steel structure juga dilakukan ke Sydney, Australia, ataupun ke Selandia Baru. "Ini terobosan-terobosan yang luar biasa dan saya melihat bahwa baja kita sudah kuat dan baja kita sudah ditakuti oleh berbagai negara di dunia," kata dia. 

Menurut Airlangga, Krakatau Steel dan POSCO juga telah memiliki peta jalan untuk meningkatkan produksi baja dari 10 juta ton menjadi 20 juta ton. 

Konsumsi baja juga diperkirakan meningkat menjadi sekitar 18 juta sampai dengan 19 juta ton. "Biasanya produksi harus mendahului demand, karena kalau tidak mendahului demand akan diisi oleh barang yang ditakuti yaitu impor," kata Airlangga.

Reporter: Mela Syaharani

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...