Kinerja Perhotelan Diramal Naik 10%, Okupansi di Balikpapan Tertinggi Berkat IKN

Andi M. Arief
13 Agustus 2024, 10:09
perhotelan, phri, ikn
ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/YU
Pekerja merapikan kursi di salah satu kamar Hotel Mercure Samarinda, Kalimantan Timur, Senin (12/8/2024).
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia atau PHRI memproyeksikan kinerja industri perhotelan nasional naik hingga 10% pada paruh pertama tahun ini. Pertumbuhan tersebut dinilai didorong dari pertumbuhan okupansi kamar.

Badan Pusat Statistik mendata rata-rata okupansi hotel nasional pada paruh pertama mencapai 49,24%. Adapun okupansi hotel nasional memasuki tren pertumbuhan sepanjang kuartal kedua tahun ini hingga 54,69% per Juni 2024.

"Peningkatan okupansi paling tajam, pastinya Balikpapan yang dari tahun lalu sudah penuh terus. Pendorong lainnya datang dari Bali," kata Ketua Umum PHRI Haryadi Sukamdani di Hotel Sahid, Senin (12/8).

Haryadi mencatat rata-rata okupansi hotel di Balikpapan ada di kisaran 70% sejak tahun lalu akibat konstruksi Ibu Kota Nusantara. Angka tersebut kini meningkat menjadi 100% hingga akhir pekan ini, Minggu (18/8), akibat Upacara Kemerdekaan RI di IKN.

Sementara itu, Haryadi memperkirakan okupansi di Bali kembali ke posisi 2019 atau 59,56% pada tahun ini. BPS mendata rata-rata okupansi hotel di Bali pada paruh pertama tahun ini telah mencapai 58,97%.

Dia menilai peningkatan okupansi di Bali disebabkan oleh meningkatnya kunjungan wisatawan mancanegara atau wisman. Berdasarkan data BPS, kunjungan wisman ke Bali naik 23,61% secara tahunan pada paruh pertama tahun ini menjadi 2,91 juta orang.

Menurutnya, kunjungan wisman ke Pulau Dewata akan menembus capaian sepanjang tahun lalu sejumlah 5,27 juta orang dan mendekati capaian 2019 hingga 6 juta orang.

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mencatat Bali dapat menampung tujuh juta wisman pada tahun ini.

Haryadi menemukan peningkatan kunjungan wisman ke Bali membuat harga sewa kamar naik antara 10% sampai 20%. Peningkatan tersebut khususnya terjadi pada hotel bintang lima di Ubud, Bali.

"Harga kamar hotel bintang lima di Ubud pada 2019 rata-rata US$ 600 sampai US$ 700 per hari, sekarang harganya sudah di atas US$ 1.000 per hari," ujarnya.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PHRI Maulana Yusran mengatakan harga kamar hotel secara nasional belum akan pulih pada tahun ini. Dengan kata lain, pendapatan industri hotel masih lebih rendah antara 20% sampai 25% dibandingkan capaian 2019.

Tiket.com mendata rata-rata harga kamar hotel menunjukkan tren penurunan sebesar 19% pada 2021-2023. Rata-rata harga kamar pada Maret 2021 sekitar Rp 190.000 per malam, turun menjadi kurang dari Rp 160.000 per malam pada Maret 2023.

Reporter: Andi M. Arief

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...