Ratusan Akun Google Business Hotel Diretas, Apa Saja Kerugiannya?
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia atau PHRI melaporkan terjadinya pemalsuan data oleh oknum di 369 hotel. Asosiasi masih memeriksa laporan kerugian akibat kejadian tersebut.
Ketua Umum PHRI Haryadi Sukamdani mencatat, setidaknya pemalsuan data di 10 hotel di Jawa Tengah telah menimbulkan korban. Namun, Hariyadi tidak merinci lebih jauh nama hotel maupun nilai kerugian aksi penipuan tersebut.
"Kelihatannya kerugian dari insiden tersebut relatif kecil karena para anggota langsung memeriksa akun Google Business masing-masing. Namun saya belum mengetahui angka pastinya," kata Hariyadi di Hotel Sahid, Senin (12/8).
Hariyadi menduga kerugian kejadian tersebut relatif kecil lantaran oknum menawarkan harga hotel lebih rendah dari yang seharusnya. Adapun penawaran dilakukan oknum via pesan singkat agar korban mentransfer dana ke rekening pribadi oknum.
Haryadi menemukan nomor rekening yang memakan korban di Jawa Tengah diterbitkan oleh kantor cabang salah satu bank nasional di Nusa Tenggara Timur. Namun, nomor rekening dan nomor telepon yang diubah di hotel lain berasal dari berbagai bank penerbit dan daerah.
Perubahan data dilakukan pada nomor telepon hotel yang terpampang di akun Google Business masing-masing hotel. Sejauh ini, baru ada enam wilayah yang melaporkan perubahan data hotel, yakni
- Jawa Tengah: 156 hotel
- Jawa Timur: 92 hotel
- Sumatra Barat: 60 hotel
- Bandung: 35 hotel
- Sulawesi Tengah: 18 hotel
- Lampung: 8 hotel
Haryadi mengingatkan agar konsumen lebih berhati-hati saat melakukan transaksi pemesanan kamar hotel. "Kalau tujuan transaksi adalah rekening atas nama pribadi, pasti modus penipuan. Namun kalau tujuan transaksi adalah rekening atas nama perusahaan, itu benar," ujarnya.
Ia menjelaskan, perubahan data tersebut dimungkinkan lantaran mayoritas hotel belum memverifikasi akun Google Businessnya. Alhasil, semua orang dapat mengubah nomor telepon hotel yang terpampang saat melakukan pencarian di Google.
Kasus tersebut terjadi secara serentak di penjuru negeri kemarin, Minggu (11/8). Oleh karena itu, Haryadi menduga pemalsuan data tersebut dilakukan secara terorganisir oleh pihak oknum tertentu.
Maka dari itu, Haryadi mengimbau seluruh hotel di dalam negeri untuk melaporkan informasi yang tidak benar ke Google melalui suggestion edit di akun Google Business. Setelah itu, melakukan laporan penipuan dengan Business Redressal Complaints.
Langkah terakhir adalah memverifikasi akun bisnis melalui Google My Business Verified. "Proses verifikasi tersebut cukup lama karena harus mengirimkan video lokasi dan dokumen verifikasi lainnya ke pihak Google. Jadi, kami imbau konsumen untuk mengontak pihak hotel melalui laman resmi hotel untuk melakukan pemesanan sementara ini," katanya.