Tingkatkan Konektivitas RI-Thailand, InJourney dan Thai Airways Sahkan MoU
Holding BUMN Pariwisata dan Pendukung, PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney dan maskapai penerbangan Thailand, Thai Airways International Public Company Limited (Thai Airways), menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) untuk pengembangan konektivitas udara.
Penandatanganan kesepakatan dilakukan Maya Watono selaku Direktur Pemasaran dan Program Pariwisata InJourney dan Wit Kitchathorn selaku Director of Sales Thai Airways di Jakarta, Senin (19/8).
Kerja sama antara InJourney dan Thai Airways ini ditujukan untuk meningkatkan konektivitas udara antara Thailand dan Indonesia khususnya destinasi pariwisata Candi Borobudur. Pengembangan interkonektivitas ini diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan pergerakan wisatawan. Pada akhirnya diharapkan mampu mendorong pengembangan destinasi pariwisata potensial di Indonesia khususnya di Jawa Tengah.
Direktur Pemasaran dan Program Pariwisata InJourney Maya Watono menjelaskan, Candi Borobudur dicanangkan sebagai destinasi spiritual pilgrim tourism. Ini sejalan dengan komitmen InJourney dalam membangun destinasi yang inklusif sebagai tempat beribadah bagi penganut agama Buddha.
“Kami memahami bahwa animo wisatawan dengan minat khusus seperti spiritual pilgrim di Candi Borobudur ini sangat tinggi, untuk itu kami mengembangkan konektivitas dari sisi udara berkolaborasi dengan Thai Airways,” katanya melalui keterangan tertulis, Selasa (20/8).
Saat ini, pemeluk agama Buddha di dunia sebesar 530 juta, sedangkan jumlah pemeluk Buddha di Asia sebesar 490 juta atau sekitar 92 persen dari jumlah pemeluk agama Buddha di dunia. Jumlah pemeluk agama Buddha di Asia Tenggara sebanyak 120 juta, dan di Thailand sekitar 64 juta jiwa setara 53 persennya. Populasi ini sangat potensial untuk membuka konektivitas udara bagi Thailand ke Candi Borobudur.
Maya menuturkan, jumlah kunjungan Candi Borobudur pada peak season sebesar 1,4 juta baik wisatawan dari domestik dan mancanegara. Yang mana dari jumlah tersebut, sebesar 10 persennya atau sekitar 140 ribu adalah kunjungan dari wisatawan mancanegara.
“Dengan jumlah yang sangat potensial ini dan dengan dibukanya konektivitas udara antara Thailand via Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) kami targetkan terdapat kenaikan kunjungan dari wisatawan mancanegara sebesar 5 kali lipat ke depannya,” ujarnya.
Lebih jauh, PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (PT TWC) atau InJourney Destination Management (IDM) yang merupakan anak perusahaan dari InJourney dalam pengelolaan Candi Borobudur mengusung konsep empat pilar pengelolaan yakni konservasi, spiritual, edukasi, dan pariwisata.
Hetty Herawati selaku Direktur Komersial InJourney Destination Management menjelaskan bahwa dalam aspek spiritual, Candi Borobudur dimanfaatkan untuk komunitas buddhist beribadah sekaligus masyarakat ataupun wisatawan yang ingin bermeditasi di Candi Borobudur.
“Kami menyadari bahwa Borobudur memiliki potensi besar sebagai destinasi wisata pilgrim dunia karena selain Candi Borobudur memiliki nilai sejarah dan spiritual yang luar biasa, nilai-nilai serta filosofi kehidupan dalam relief dan arsitektur Candi Borobudur sangat relevan untuk umat Buddha sekaligus untuk semua wisatawan yang mencari pengalaman spiritual sekaligus budaya,” imbuh Hetty.
Berbagai aktivitas spiritual yang telah dilaksanakan di Candi Borobudur di antaranya Festival Purnama Waisak di Borobudur, Nyingma Molam, Ulambana, Magha Puja, Pabajja Samanera Sementara, Yobbana Dhamma Samaya, dan Indonesia Tipitaka Chanting-Asalha Mahapuja.
Selain itu, dari tahun lalu telah rutin dilaksanakan familiarization trip kepada inbound tour operator, khususnya dari Thailand dan negara Asia berbasis Buddhist. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan berbasis spiritual dan budaya serta mendorong akselerasi pertumbuhan ekosistem pariwisata di Kawasan DPSP Borobudur secara luas.
Adapun, Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) merupakan gerbang udara utama wisatawan yang akan masuk ke Yogyakarta dan sekitarnya, termasuk Candi Borobudur. Hingga April 2024, kunjungan wisatawan mancanegara dari YIA mencapai 177.516 dari 107 negara dengan porsi 57 persen langsung dan 43 persen secara tidak langsung. Konektivitas terbesar berasal dari Singapura (39 persen), Malaysia (35 persen), dan Thailand (5 persen).
YIA dibangun untuk solusi dari permasalahan lack of capacity Bandara Adi Sutjipto yang hanya bisa menampung 1,6 juta pernumpang per tahun. Dengan adanya YIA, penumpang yang dilayani bisa mencapai 20 juta penumpang per tahun. Terlebih keberadaan Bandara YIA di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah yang kaya akan budaya dan pariwisata ini memiliki peluangbesar untuk dapat dioptimalkan.
Adanya pengembangan kerja sama konektivitas udara antara InJourney dan Thai Airways ini diharapkan dapat mendukung pengembangan Borobudur sebagai destinasi pariwisata spiritual pilgrim. Penerbangan dari Thailand ke Yogyakarta melalui YIA ini diharapkan mampu meningkatkan angka kunjungan wisatawan ke Yogyakarta dan sekitarnya.
“Ke depan, kami juga akan berkolaborasi dengan bandara di Thailand untuk membuat sistem bandara sehingga peningkatan wisatawan di dua negara ini dapat terjalin dengan baik,” imbuh Direktur Utama Angkasa Pura Airports Faik Fahmi.
Jawa Tengah dan Candi Borobudur merupakan destinasi pariwisata yang memiliki potensi pasar yang besar. Pemerintah mengupayakan berbagai fasilitas yang terintegrasi untuk menciptakan destinasi pariwisata yang mengesankan bagi para wisatawan yang ingin berkunjung ke destinasi pariwisata di kawasan ini. Upaya ini membutuhkan konektivitas udara yang baik untuk memperlancar arus penumpang dan barang, sehingga mendorong peningkatan kunjungan wisatawan di kawasan Candi Borobudur.