Respon Keluhan Megawati, Menteri Basuki Pastikan Air Minum IKN Aman Dikonsumsi

Andi M. Arief
23 Agustus 2024, 15:24
Pekerja memeriksa reservoir yang merupakan bagian dari Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Sepaku di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Jumat (2/8/2024). Pembangunan fasilitas SPAM Sepaku dibangun untuk pemenuhan kebutuhan air minum di IKN.
ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/rwa.
Pekerja memeriksa reservoir yang merupakan bagian dari Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Sepaku di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Jumat (2/8/2024). Pembangunan fasilitas SPAM Sepaku dibangun untuk pemenuhan kebutuhan air minum di IKN.
Button AI Summarize

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengumumkan air minum di Ibu Kota Nusantara aman untuk dikonsumsi. Perusahaan inspeksi, PT Sucofindo, telah selesai menguji kualitas air minum di IKN pada bulan ini.

Air minum yang diperiksa berasal dari berbagai tempat di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan IKN. Lokasinya mulai dari rumah menteri hingga Istana Kepresidenan. "Saya di sana seminggu tinggal di IKN, tidak ada penyakit apa-apa," kata Basuki di kantornya, Jakarta, Jumat (23/8).

Hal tersebut ia sampaikan merespon ucapan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri kemarin. Dalam konferensi persnya, Mega mengaku mendapat laporan beberapa petugas pengibar bendera merah putih (Paskibraka) sakit setelah mengonsumsi air minum di ibu kota baru tersebut.

"Paskibraka saya banyak yang kena murus-murus. Terus kena apa? E. coli. Untung saja pada kuat," ucap Mega yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasial (BPIP). BPIP merupakan badan menyiapkan Paskibraka untuk upacara kenegaraan. 

Ketua Satuan Tugas Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur IKN Danis H. Sumadilaga mengatakan air minum memiliki tiga komponen yang harus dipenuhi, yakni dari sisi biologis, fisik, dan kimiawi. Laporan Sucofindo menunjukkan seluruh sampel air minum di IKN tidak memiliki bakteri Escherichia coli atau E. coli.

E. coli merupakan bakteri yang hidup di usus manusia. Fungsinya untuk menjaga kesehatan sistem pencernaan. Namun, ada jenis bakteri ini yang berbahaya bagi kesehatan. Infeksinya dapat menyebabkan perut kran, diare, dan muntah. 

Berdasarkan pantauan Katadata.co.id, laporan Sucofindo menunjukkan pengambilan sampel pengujian air minum setidaknya berasal dari tiga lokasi, yakni dua keran di Istana Kepresidenan dan satu keran di Kantor Kementerian Koordinator III.

Laporan tersebut menunjukkan seluruh sampel tersebut tidak memiliki bakteri E. coli. "Saya bicara data saja. Sucofindo melaporkan kandungan bakteri E. coli dalam air minum IKN adalah 0. Ini bukan kata saya, tapi kata Sucofindo," ujar Danis.

Hanya dua dari tiga sampel yang menunjukkan kondisi fisik air minum di IKN lebih baik dari air minum dalam kemasan. Kedua sampel tersebut berasal dari Istana Kepresidenan.

Air minum dalam kemasan umumnya memiliki tingkat kekeruhan sejumlah 0,8 NTU. Laporan Sucofindo menunjukkan kualitas air minum di Istana Kepresidenan adalah 0,51 NTU di keran pertama dan 0,18 NTU di keran kedua. Nephelometric turbidity unit atau NTU adalah satuan ukuran untuk menghitung kondisi fisik air.

Air Minum IKN

Sebelumnya, Basuki mengakui pemerintah mendapat bantuan dari program tanggung jawab sosial PT Moya Indonesia dalam mengelola air minum di IKN. Langkah ini dilakukan karena pemerintah tidak memiliki pengalaman untuk mengoperasikan seluruh sistem penyediaan air minum terintegrasi.

Moya Indonesia merupakan pengelola air minum swasta yang mengelola sistem penyediaan air minum (SPAM) Batam sejak 2020. Perusahaan merupakan anak usaha Moya Holding Asia Limited yang mengelola SPAM di Prancis, Singapura, Thailand, Filipina, dan Malaysia.

Dengan air yang bersih, Basuki optimistis masa harapan hidup masyarakat di IKN akan bertambah setidaknya 10 tahun. Badan Pusat Statistik mendata rata-rata harapan hidup pada tahun lalu mencapai 79,93 tahun.

"Harapan hidup masyarakat di IKN akan bertambah panjang karena polusinya nol dan airnya bagus," katanya.

Reporter: Andi M. Arief
Editor: Sorta Tobing

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...